Ketika Macan Jadi Kucing

Maaher tak peduli bila dengan sikapnya itu dia akan dibully netizen. Diolok-olok dirinya yang garang bak macan saat di luar, ternyata cuma seekor kucing ketika di depan aparat penegak hukum.

Senin, 7 Desember 2020 | 14:00 WIB
0
375
Ketika Macan Jadi Kucing
Maaher at Thuwailibi (Foto: Syalendra Hahiz/Detik.com)

Empat hari menginap di Bareskrim membuat Soni Eranata alias Maaher at Thuwailibi berubah. Nada bicaranya tak lagi keras, berapi-api. Dia menjadi lembut, terkendali dan selama hampir satu jam wawancara, sedikitnya empat kali terisak.

Dia meminta maaf, menyesal, kapok. "Hukumlah saya secara proporsional, " ujarnya.

Soni menegaskan, meminta maaf bukan aib, bukan cacat. Tapi menunjukkan sikap kesatria. Sebagai ustaz, manusia dia bisa salah. Kalau dirinya dianggap ustaz yg nakal, "Rangkullah saya. Jadikanlah teman agar berubah. Jangan saya dianggap musuh, dijebloskan ke penjara," ujarnya dengan terisak.

Soni alias Maaher tak peduli bila dengan sikapnya itu dia akan dibully netizen. Diolok-olok dirinya yang garang bak macan saat di luar, ternyata cuma seekor kucing ketika di depan aparat penegak hukum.

"Sekarang saya cuma mikirin anak2 dan isteri. Kasihan mereka akibat tingkah saya," ujarnya seraya kembali terisak.

Soal asal usul nama Maaher at Thuwailibi (diambil dari imam Masjidil Haram), hubungannya dengan Riziq Shihab, latar pendidikan, dan ulama yang menjadi panutannya, akan ditayang dalam program Blak-blakan di detik.com, Senin (7/12/2020)

***