Maaher tak peduli bila dengan sikapnya itu dia akan dibully netizen. Diolok-olok dirinya yang garang bak macan saat di luar, ternyata cuma seekor kucing ketika di depan aparat penegak hukum.
Empat hari menginap di Bareskrim membuat Soni Eranata alias Maaher at Thuwailibi berubah. Nada bicaranya tak lagi keras, berapi-api. Dia menjadi lembut, terkendali dan selama hampir satu jam wawancara, sedikitnya empat kali terisak.
Dia meminta maaf, menyesal, kapok. "Hukumlah saya secara proporsional, " ujarnya.
Soni menegaskan, meminta maaf bukan aib, bukan cacat. Tapi menunjukkan sikap kesatria. Sebagai ustaz, manusia dia bisa salah. Kalau dirinya dianggap ustaz yg nakal, "Rangkullah saya. Jadikanlah teman agar berubah. Jangan saya dianggap musuh, dijebloskan ke penjara," ujarnya dengan terisak.
Soni alias Maaher tak peduli bila dengan sikapnya itu dia akan dibully netizen. Diolok-olok dirinya yang garang bak macan saat di luar, ternyata cuma seekor kucing ketika di depan aparat penegak hukum.
"Sekarang saya cuma mikirin anak2 dan isteri. Kasihan mereka akibat tingkah saya," ujarnya seraya kembali terisak.
Soal asal usul nama Maaher at Thuwailibi (diambil dari imam Masjidil Haram), hubungannya dengan Riziq Shihab, latar pendidikan, dan ulama yang menjadi panutannya, akan ditayang dalam program Blak-blakan di detik.com, Senin (7/12/2020)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews