Serenceng Lobi untuk Bebaskan Siti

Jumat, 15 Maret 2019 | 08:14 WIB
0
721
Serenceng Lobi untuk Bebaskan Siti
Saya dan Menkumham (Foto: Istimewa)

Selain membahas sejumlah isu terkait sawit dan TKI, Presiden Jokowi menyisipkan masalah Siti Aisyah (SA) saat menerima kunjungan PM Malaysia Mahathir Mohamad di Istana Bogor, 29 Juni 2018.

Perempuan asal Serang itu terancam hukuman seumur hidup atau mati karena didakwa terlibat dalam pembunuhan Kim Jong Nam, kakak tiri penguasa Korea Utara Kim Jong Un.

Dua bulan kemudian, giliran Menkum HAM Yasonna Laoly yang berkunjung ke Putra Jaya untuk sebuah misi. Saat bertemu Dato Mahathir, isu soal SA dia sisipkan dalam pembicaraan. Termasuk dia sampaikan secara lebih detail saat bertemu mitranya, Jaksa Agung Tommy Thomas di tempat terpisah.

Sejumlah data dari BIN, imigrasi, Polri, Kemlu disampaikan. Intinya untuk meyakinkan bahwa kasus SA bukanlah kriminal. Dia cuma menjadi korban permainan politik dan intelijen Korea Utara.

Pada akhir Februari lalu, Yasonna menyampaikan permohonan resmi agar SA dibebaskan dari segala dakwaan.

Tommy merespons pada 8 Maret. Dia menyebutkan dakwaan terhadap SA akan dicabut dalam persidangan pada 11 Maret. Yasonna mengutus pejabat eselon I untuk menghadiri persidangan. Dia yang tengah berkampanye di dapilnya, menyusul beberapa jam kemudian.

"Saya kontak menteri dalam negeri Malaysia meminta pengertian dan bantuan beliau agar Siti bisa saya bawa pulang hari itu juga. Saya tentu sampaikan terima kasih juga ke Pak Tommy Thomas atas segala bantuannya," kata Yasonna.

Tapi kenapa Dato Mahathir menyatakan tak tahu-menahu soal semua itu?

"Ya, sebagai negarawan beliau harus berbicara demikian," ujarnya. "Politisi kita saja yang naif dan konyol mempersoalkannya."

Sebagai bagian dari lobi-lobi tingkat tinggi, tentu naif dan konyol juga jika mengira pembebasan SA itu gratis semata. Ada timbal balik, itu pasti. Dalam bentuk apa?

Ada deh...

***