Agen-agen Mossad sudah biasa membunuh ahli-ahli yang dianggap membahayakan. Seperti agen-agen Mossad membunuh puluhan ahli-ahli dari Iran.
"Mossad"!.
Banyak orang tahu atau familiar mendengar kata "Mossad", yaitu nama badan intelijen Israel.
Agen-agen "Mossad" siap memburu target di manapun berada atau di negara manapun.
Ada berita agen Mossad memburu targetnya di negara jiran Malaysia. Seperti dilansir New Straits Times. Dalam berita tersebut,agen lokal Malaysia yang direkrut oleh Mossad-menculik dua warga Palestina di kota Kuala Lumpur.
Dua warga Palestina tersebut dituduh sebagai anggota Hamas dan ahli pemrograman komputer.
Kejadiannya pada 28 September, jam 10:00 malam. Saat habis makan di mall dan mau menaiki kendaraan, tiba-tiba disergap empat orang dan dimasukkan kendaraan dalam keadaan mata tertutup dan tangan diikat. Serta smartphone dibuang supaya tidak bisa dilacak.
Teman lainnya yang melihat kejadian, melapor ke aparat kepolisian setempat dan sempat mencatat nomor kendaraan. Cerobohnya nomor tersebut asli dan menuntun pihak keamanan untuk mengejarnya.
Kedua warga Palestina yang berasal dari jalur Gaza tersebut dibawa kesuatu tempat dan diinterogasi terkait jaringan Hamas.
Menariknya yang melakukan interogasi langsung dari Tel Aviv melalui video yang dihubungkan dengan smartphone.
Pihak polisi dan intelijen Malaysia akhirnya bisa menemukan dan menggerebek lokasi penyekapan tersebut dan membebaskan dua warga Palestina dalam 24 jam.
Kejadian ini mengingatkan peristiwa pada warga Palestina yang berasal dari Jalur Gaza yang dibunuh dengan sepuluh tembakan oleh dua orang yang naik sepeda motor. Kejadiannya juga di Malaysia pada 2018.
Warga Palestina tersebut seorang dosen teknik yang mengajar di universitas swasta di Malaysia.Dan dituduh sebagai anggota Hamas.
Agen-agen Mossad sudah biasa membunuh ahli-ahli yang dianggap membahayakan. Seperti agen-agen Mossad membunuh puluhan ahli-ahli dari Iran. Yang terakhir ahli nuklir.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews