Hari Ke-300 Perang Rusia-Ukraina, Putin Tak Selemah yang AS/NATO Bayangkan

Putin tidak selemah yang mereka gambarkan. Bahkan sanksi Ekonomi AS sampai saat ini tidak "ngefek" sama sekali kepada Rusia.

Sabtu, 8 Oktober 2022 | 07:09 WIB
0
168
Hari Ke-300 Perang Rusia-Ukraina, Putin Tak Selemah yang AS/NATO Bayangkan
Vladimir Putin (Foto: Facebook.com)

Sampai saat ini, perang Rusia vs NATO di Ukraina yang sudah memasuki hampir 300 hari bisa dibilang berjalan sesuai rencana Putin.

Salah satu penyebab kenapa Rusia belum sepenuhnya mencaplok Ukraina adalah Putin menginginkan tes lebih jauh tentang kekuatan NATO.

Lebih jauh, perang ini sekaligus menjadi media bagi Putin untuk mencoba kesolidan Eropa dan NATO. Di samping perang ini juga menguntungkan Rusia 8 miliar dolar/hari.

Pencaplokan 4 provinsi Ukraina saat ini yang sudah resmi menjadi wilayah Rusia (Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzia) adalah pukulan telak kepada NATO dan AS. Terutama bagi Ukraina itu sendiri. 

Empat provinsi Ukraina yang lepas ini sama dengan 15% dari total wilayah Ukraina secara keseluruhan. Ini tentu kehilangan besar dengan perang yang terhitung bulan.

Karena pasca perang dunia kedua, hampir tidak ada negara lain yang berhasil melakukan hal serupa kepada negara lain sesukses apa yang dilakukan Rusia di Ukraina.

Jika kita melihat peta perang, benar memang Rusia kesulitan di Ukraina karena NATO saat ini sepenuhnya membackup Ukraina.

Sejak awal perang sampai hari ini, tidak kurang 10 miliar dolar dikucurkan AS dan NATO untuk Ukraina. Ini adalah pendanaan perang AS terbesar setelah perang dunia kedua untuk membantu negara lain.

Motivasi AS sendiri adalah ingin Rusia lemah dan Rusia di masa depan diharapkan tidak lagi menjadi ancaman terbesar bagi posisi aman AS.

Tapi AS akan salah hitung apabila mereka mau terlibat lebih jauh. Karena saat ini, posisi China, India, Brazil, Afrika Selatan, Korut, dan negara negara Amerika Latin jelas berpihak kepada Rusia. Ditambah negara negara muslim di timur tengah.

Jika saja kita melakukan komparasi kekuatan militer, blok Rusia saat ini menguasai 48% kekuatan militer dunia. Sisanya dikuasai AS dan NATO. Sudah cukup berimbang.

Blok Rusia baik yang tergabung dalam kekuatan CSTO maupun BRICS, ini sudah cukup tangguh untuk menghadapi AS dan NATO jika terjadi perang besar di kemudian hari.

Ancaman Putin yang sudah berkali kali mengancam akan menggunakan nuklir terbukti mampu membuat aliansi NATO berjalan lambat di Ukraina.

Ancaman Putin bukanlah isapan jempol, karena di gudang aliansi Rusia saat ini ada sekitar 7.000 hulu ledak nuklir yang siap dipakai kapan saja.

AS saat ini merasa terancam dengan ancaman nuklir Putin. Ini terlihat dari pernyataan Biden kemarin yang mengatakan bahwa AS saat ini berada dalam ancaman nuklir nyata paling mengkhawatirkan pasca Krisis rudal Kuba dan invasi Teluk Babi.

Saat itu, pemimpin Soviet Nikita Kruschev berhasil memaksa John F Kennedy untuk bernegosiasi soal Krisis rudal Kuba dengan menyetok senjata nuklir.

Kennedy akhirnya bersedia berunding dengan Soviet dan mengosongkan gudang rudal balistik mereka di Turki.

Media-media barat dan AS bisa saja setiap hari menebar hoax, tapi kenyataannya, Putin tidak selemah yang mereka gambarkan. Bahkan sanksi Ekonomi AS sampai saat ini tidak "ngefek" sama sekali kepada Rusia.

Sejarah akan selalu berulang, dan era modern ini, diakui atau tidak. Hanya Rusia yang mampu membuat AS tidak enak makan dan tidak nyenyak tidur selama tentara Putin masih berada di Ukraina.

Tengku Zulkifli Usman