Konferensi PUIC ke-19 ini diharapkan menghasilkan kesepakatan strategis untuk memperkuat kerja sama antarparlemen dan merespons berbagai tantangan yang dihadapi dunia Islam saat ini.
Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC) di Gedung DPR RI, Jakarta, menghadirkan lebih dari 500 delegasi dari 37 negara anggota OKI. Forum ini mengusung tema besar “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience”, sebagai respons terhadap tantangan global yang terus berkembang.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa tema ini relevan untuk memperkuat fondasi ketahanan global, khususnya melalui penguatan kelembagaan dan tata kelola yang baik di negara-negara anggota PUIC.
“Momentum ini menandai peran strategis Indonesia sebagai pusat diplomasi parlemen dunia Islam, dan menegaskan komitmen DPR RI dalam memperkuat nilai-nilai tata kelola yang baik dan kelembagaan yang kuat sebagai fondasi utama ketahanan global,” ujar Mardani.
Dalam rapat Standing Committee yang membuka rangkaian sidang, para delegasi menyepakati agenda utama konferensi, antara lain peningkatan transparansi dan akuntabilitas parlemen, serta penguatan kapasitas kelembagaan agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Mardani juga menyoroti pentingnya solidaritas lintas negara dalam menghadapi berbagai tantangan modern.
“Mulai dari konflik berkepanjangan, perubahan iklim, hingga ketimpangan ekonomi dan krisis kepercayaan publik terhadap institusi negara,” jelasnya.
Khusus mengenai perubahan iklim, Mardani menegaskan bahwa isu ini tidak bisa diabaikan oleh parlemen negara-negara Islam. Ia menyebut bahwa adaptasi terhadap krisis iklim harus menjadi bagian dari agenda legislasi dan kebijakan nasional, demi melindungi kelompok rentan dan menjaga keberlanjutan pembangunan.
“DPR mengangkat isu-isu krusial, termasuk pentingnya kolaborasi untuk menghadapi perubahan iklim, memperkuat ketahanan sosial-ekonomi, serta menempatkan rakyat sebagai pusat dari seluruh kebijakan dan kerja parlemen,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Parlemen Somalia, Abdullahi Omar Abshir, menyampaikan pandangan senada mengenai pentingnya penguatan kelembagaan dan tata kelola sebagai dasar kemajuan negara. Ia menyambut positif tema yang diangkat dalam konferensi ini dan mendorong agar pembahasan difokuskan pada cara-cara membangun sistem yang kuat dan responsif.
“Jika kita memiliki tata kelola yang baik dan institusi yang kuat, maka setiap lembaga akan bekerja secara optimal,” ujar Abdullahi saat diwawancarai di sela-sela konferensi.
Ia menjelaskan bahwa parlemen memiliki peran vital dalam menjaga demokrasi dan memastikan kebijakan yang dilahirkan berpihak kepada rakyat.
“Parlemen adalah tulang punggung negara. Jika parlemen kuat, maka institusi pemerintahan lainnya, termasuk kabinet dan presiden, akan berdiri kokoh karena bertumpu pada fondasi demokrasi yang sehat,” ujarnya.
Abdullahi juga menyoroti pentingnya diplomasi parlemen sebagai jembatan untuk memperkuat kerja sama lintas budaya dan bahasa di antara negara anggota PUIC.
“Jika kita memiliki prinsip, tujuan, dan visi yang sama, maka kesenjangan itu bisa dijembatani melalui dialog yang inklusif,” tegasnya.
Konferensi PUIC ke-19 ini diharapkan menghasilkan kesepakatan strategis untuk memperkuat kerja sama antarparlemen dan merespons berbagai tantangan yang dihadapi dunia Islam saat ini.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews