Joe Biden Takut Kalau Harga BBM Naik

Joe Biden takut tidak populer atau tidak terpilih kembali, kalau BBM naik-imbas dari pemangkasan produksi minyak dua juta barel per hari.

Sabtu, 15 Oktober 2022 | 17:08 WIB
0
112
Joe Biden Takut Kalau Harga BBM Naik
Joe Biden (Foto: CNN Indonesia)

Menaikkan harga BBM adalah kebijakan yang tidak populer dan cenderung dihindari. Apalagi menaikkan harga BBM menjelang pemilu, hampir pasti akan dihindari. Karena takut tidak terpilih.

Rupanya menghindari kenaikkan BBM menjelang pemilu bukan hanya terjadi di negeri tercinta yaitu Indonesia. Negara adidaya Amerika pun juga menghindari kenaikkan BBM menjelang pemilu paruh waktu.

Pada tanggal 8 November 2022, Amerika akan mengadakan pemilu paruh waktu. Yaitu, untuk memilih anggota kongres, parlemen dari negara bagian dan memilih sebagian gubernur.

Sistem di Amerika tidak mengenal pemilu serentak seperti di Indonesia tahun 2019 kemarin. Di Amerika, pemilu paruh waktu setahun setelah pemilu pemilihan presiden. Atau tiga tahun sebelum pemilihan presiden berikutnya.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi memberikan keterangan, merasa ditekan oleh Joe Biden untuk membatalkan atau menunda sebulan sebelum pemilu paruh waktu di Amerika.

Seperti kita ketahui, OPEC Plus memangkas produksi minyak dua juta barel per hari. Dan berlaku pada bulan November 2022. Disaat bersamaan, Amerika ada pemilu paruh waktu.

Kalau kebijakan OPEC Plus berlaku bulan November bersamaan pemilu paruh waktu, maka akan memicu kenaikan harga BBM di Amerika. Dan masyarakat Amerika akan memprotes kenaikan harga BBM.

Sedangkan Joe Biden ingin mempertahankan suara mayoritas partai Demokrat dalam pemilu paruh waktu tersebut.

Tentu kenaikan harga BBM bisa berimbas merosotnya wakil dari partai Demokrat. Oleh karenanya, Joe Biden mendesak pejabat Riyadh untuk menunda sebulan berlakunya pemangkasan produksi minyak. Kalau ditunda artinya diundur menjadi bulan Desember berlakunya kebijakan pemangkasan produksi minyak dua juta barel per hari.

Bahkan Joe Biden mengancam konsekuensi yang harus ditanggung oleh Arab Saudi kalau tetap memangkas produksi minyak dua juta barel per hari. Apalagi Arab Saudi adalah mitra sekutu AS.

Tapi, Arab Saudi juga menanggapi tidak mau didikte atau ditekan terkait pemangkasan produksi minyak dua juta barel per hari. Kebijakan itu bukan diambil bersama-sama dengan negara-negara yang tergabung dalam OPEC Plus.

Joe Biden takut tidak populer atau tidak terpilih kembali, kalau BBM naik-imbas dari pemangkasan produksi minyak dua juta barel per hari. Citra partai Demokrat bisa turun pada pemilu presiden berikutnya.

***