Kesempatan dalam Penderitaan Virus Corona

Waspada harus-tapi jangan berlebihan. Dan tetap rasional. Karena virus ini bisa ditangani atau diisolasi dan bukan karena sebab terpapar radioaktif nuklir dari suatu kebocoran reaktor nuklir.

Kamis, 6 Februari 2020 | 06:13 WIB
0
238
Kesempatan dalam Penderitaan Virus Corona
Amerika dan virus Corona (Foto: VOA Indonesia)

"Kesempatan dalam kesempitan dan kesempatan dalam penderitaan".

Perang dagang antara China vs Amerika tidak membut ekonomi China hancur atau tumbang, sekalipun ada penurunan tingkat pertumbuhannya. Ekonomi China tetap tumbuh dan surplus di tengah perang dagang dengan Amerika. Dan ketika perang dagang sudah mulai mereda dengan ditandatangani kesepakatan tahap pertama, munculah virus Corona.

Wabah virus Corona yang melanda Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China telah membuat ketakutan dan kepanikan di banyak negara.

Dan negara pertama yang menarik personel atau staff kedutaan dan melarang penerbangan baik dari China ke Amerika atau sebaliknya adalah Amerika. Keputusan Amerika dengan menarik staf Kedutaan membuat banyak negara panik dan mengikuti seperti yang Amerika lakukan,termasuk negara Indonesia.

Bahkan larangan terbang ke China dan dari China ke Indonesia juga dibatasi atau dilarang. Keadaan semacam ini malah menambah ketakutan dan kepanikan masyarakat. Seolah terjadi kebocoran radioaktif dari nuklir.

Amerika pandai memanfaatkan situasi di tengah-tengah mewabahnya virus Corona yang terjadi di Wuhan, China-untuk menjauhi negara tersebut. Tentu ini menjadi pukulan bagi pemerintah China, karena bisa menurunkan keparcayaan banyak negara dan bisa merusak ekonominya. Bahkan bursa saham Shanghai Composite langsung terjun bebas mencapai 7-9 persen. Belum lagi bursa regional dan global juga terjun bebas atau berguguran.

Amerika dituduh oleh China hanya membuat kepanikan dan ketakutan masyarakat internasional atau banyak negara. Dan tuduhan itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China yaitu Hua Chunying.

Menurut Hua Chunying-banyak negara yang mengapresiasi pemerintah China dalam menangani atau menangkal wabah virus Corona. Namun begitu ada negara (Amerika) yang tidak bertanggung jawab dan tidak mengindahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Namun di momen lain, beberapa negara, sebut saja AS, secara tidak bertanggung jawab bersikap berlebihan, dengan tak mengindahkan saran Badan Kesehatan Dunia (WHO)," dalam keterangan tertulis Hua.

Dan Amerika juga tidak menawarkan atau membantu kepada China terkait virus Corona yang ada hanya membuat kepanikan dengan menarik staf Kedutaan dan melarang penerbangn ke China. Sepertinya cara Amerika berjalan sukses. Nyatanya banyak negara termasuk Indonesia juga mengikuti seperti yang dilakukan oleh Amerika.

Bahkan virus Corona juga disikapi oleh masyarakata kita secara berlebihan dengan menolak  warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan yang di karantina di Natuna. Bahkan sempat terjadi demo yang dilakukan oleh masyarakat Natuna.

Dan dari ketakutan atau kepanikan tersebut pemerintah daerah di Natuna sempat meliburkan sekolah selama masa karantina yaitu 14 hari. Namun peraturan tersebut akhirnya dicabut setelah mendapat teguran dari Kementerian Dalam Negeri.

Waspada harus-tapi jangan berlebihan. Dan tetap rasional. Karena virus ini  bisa ditangani atau diisolasi dan bukan karena sebab terpapar radioaktif nuklir dari suatu kebocoran reaktor nuklir.

***