Mengapa Amerika dan Eropa Kecam Uji Coba Rudal Korea Utara?

Nuklir menjadi pelindung bagi negara yang terancam oleh kekuatan yang ingin menguasai dunia dalam genggamanya.

Selasa, 8 Maret 2022 | 16:26 WIB
0
146
Mengapa Amerika dan Eropa Kecam Uji Coba Rudal Korea Utara?
Rudal nuklir Korut (Foto: tribunnews.com)

Sebelas negara yang dimotori oleh Amerika mengecam Korea Utara yang telah melakukan uji coba rudal balistik. Di antara negara yang mengecam, Jepang, Korea Selatan, Inggris, Perancis, Brazil, Albania, Australia, Selandia Baru dan Irlandia.

Negara-negara yang mengecam itu beralasan, uji coba rudal balistik Korea Utara melanggar resolusi PBB yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional maupun regional.

Beberapa hari setelah Rusia menyerang Ukraina, Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik. Langkah Korea Utara dengan melakukan uji coba rudal seolah ingin meledek AS dan sekutunya yang sering mengajarkan HAM dan Demokrasi.

Korea Utara pun merespon kecaman sebelas negara yang dimotori oleh AS dan Eropa. Justru Korea Utara mengecam balik, bahwa kecaman AS dan Eropa terkait uji coba rudal yang dilakukan oleh Korea Utara dalah bentuk pelanggaran yang mencolok terhadap kedaulatan Korea Utara.

Korea Utara juga berdalih, uji coba rudal semata-mata untuk meningkatakan kemampuan pertahanan nasional dan tidak menimbulkan ancaman atau kerugiaan negara-negara tetangga di kawasan.

Uji coba rudal balistik Korea Utara ini menarik, karena terjadi setelah Rusia menyerang Ukraina. Sekalipun uji coba rudal ini bukan yang pertama dan terakhir.

Rusia melarang Ukraina untuk menjadi anggota NATO. Sebab, dengan menjadi anggota NATO akan menjadi ancaman bagi Rusia. Kalau Ukraina masuk dan menjadi anggota NATO, maka anggota NATO bisa menempatkan rudal-rudal balistik jarah jauh dan rudal dengan kemampuan nuklir untuk ditempatkan di Ukraina.

Dan ini jelas menjadi ancaman nyata bagi keamanan Rusia.

Lantas orang berdalih, suka-suka Ukraina dong mau menjadi anggota NATO atau tidak. Karena Ukraina adalah negara yang berdaulat dan bebas mau bermitra dengan negara manapun.

Kalau argumentasi di atas dianggap benar dengan dalih negara berdaulat dan bebas menentukan kebijakan negaranya untuk bermitra dengan negara manapun termasuk menjadi anggota NATO, maka negara-negara yang dimotori oleh Amerika dan Eropa tidak perlu mengecam tindakan Korea Utara yang telah melakukan uji coba rudal balistik.

Toh tidak melanggar kedaulatan negara lain atau menjadi ancaman di kawasan.

Lantas orang berdalih lagi, kan uji coba rudal Korea Utara menjadi ancaman bagi perdamaian dunia atau internasional, maka harus dikecam dan kalau perlu PBB menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara.

Mungkin apa yang menjadi kekhawatiran Putin terkait Ukraina yang ingin menjadi anggota NATO, seperti kekhawatiran sebelas negara yang mengecam uji coba rudal balistik Korea Utara yang dimotori oleh Amerika dan Eropa.

Uji coba rudal balistik Korea Utara bisa jadi menjadi ancaman bagi Korea Selatan dan Jepang.

Lantas mengapa Amerika dan Eropa ikut mengecam dan menggalang kekuatan? Karena Korea Selatan dan Jepang merupakan sekutu bagi Amerika dan Eropa.

Amerika dan Eropa tentu ingin melindungi sekutunya, bahkan Amerika menempatkan tentaranya di Korea Selatan dan Jepang. Sekalipun sebenarnya juga sering ada penolakan dari warga kedua negara tersebut.

Tetapi semua itu tidak gratis. Kemaman bagi Korea Selatan dan Jepang harganya cukup mahal. Mereka setiap tahun harus menganggarkan anggaran yang jumbo untuk membiayai tentara Amerika yang "ngendon" di kedua negara tersebut.

Bukan itu saja, kedua negara yaitu Korea Selatan dan Jepang juga harus menurut dan patuh kepada Amerika dan Eropa apabila diminta.

Contoh yang paling aktual, Korea Selatan dan Jepang juga ikut menjatuhkan sanksi kepada Rusia baik sektor ekonomi atau perbankan.

Kalau sebelas negara merasa terancam dengan uji coba rudal balistik Korea Utara, maka Rusia pun juga terancam oleh Ukraina yang ingin menjadi anggota NATO.

Setelah menjadi anggota NATO, maka langkah selanjutnya NATO boleh menempatkan rudalnya di Ukraina.

Untuk bisa merasakan suatu negara terancam keamanannya akan keberadaan rudal balistik, maka balasannya dengan uji coba rudal balistik. Dan benar, langsung ada sebelas negara yang merasa terancam.

Bedanya, sebelas negara yang mengecam uji coba rudal balistik Korea Utara tidak berani menggempur atau menyerang Korea utara karena juga mempunyai senjata nuklir. Mungkin kalau tidak punya senjata nuklir seperti Ukraina, sudah diserang dari dulu-dulu oleh Amerika dan sekutunya.

Nuklir menjadi pelindung bagi negara yang terancam oleh kekuatan yang ingin menguasai dunia dalam genggamanya.

***