Mike Pompeo, Truf Card dari Trump Raih Sukses di Indonesia

Presiden Jokowi membuktikan diri mampu berdiplomasi saat bertemu Pompeo, menegaskan posisi Indonesia menekankan arti penting hubungan bilateral, tanpa menyakiti pihak lain.

Rabu, 4 November 2020 | 06:35 WIB
0
213
Mike Pompeo, Truf Card dari Trump Raih Sukses di Indonesia
Mike Pompeo dan Presiden Joko Widodo (Foto: detik.com)

Mengapa Menlu Mike Pompeo berkunjung ke Indonesia hari Kamis (29/10/2020), beberapa hari sebelum pemilu AS? Ini merupakan upaya terkuat era pemerintahan Presiden Donald Trump dari Partai Republik untuk mendekati Indonesia. Secara logika umum, kunjungan bisa mengecil artinya apabila Joe Biden dari Partai Demokrat yang menang.

Apa arti strategis kunjungan ujung tombak Trump tersebut, khususnya pengaruh psikologis bagi rakyat Amerika?

Mari kita lihat beserta latar belakangnya.

Tanggapan Pemerintah Indonesia

Presiden Joko Widodo  menerima kedatangan Menlu AS, Mike Pompeo di Istana Bogor pada hari Kamis (29/10) dan menyatakan kunjungan ke Indonesia ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan RI-AS selama masa pandemi covid-19. "Saling kunjung antara pejabat kita cukup intensif bahkan dapat saya sampaikan paling intensif," katanya.

Menlu RI Retno Marsudi mengatakan intensitas saling kunjung antara pejabat Indonesia dan Amerika Serikat menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral. Presiden menginginkan AS sebagai "true friend of Indonesia" atau teman yang sebenarnya. Apa yang dikatakan presiden Jokowi itulah bagian terpentingnya, AS ingin hubungan bilateral dengan Indonesia lebih erat, dan ingin Indonesia menjadi mitra yang jelas. Mengenai implementasi selanjutnya adalah persoalan kedua atau tehnis, dinilai perlu segera ditindak lanjuti para pembantu presiden.

Di samping itu Pompeo ingin membangun hubungannya juga dengan grass root, dimana dia berkunjung ke GP Ansor sebagai ormas Islam dibawah PB NU. Disitulah Pompeo menyampaikan bahaya dari Partai Komunis China, Pompeo menilai Partai Komunis China yang berlandaskan ateisme telah menekan semua golongan masyarakat dari agama apapun selama ini. Baik Islam, Kristen, Budha dan agama lainnya.

Ia mencontohkan bahwa Partai Komunis China ingin meyakinkan kepada dunia bahwa tindakan brutal yang selama ini dilakukan terhadap Muslim Uighur di Xinjiang merupakan langkah anti-terorisme dan pengentasan kemiskinan. Dalam teori intelijen inilah conditioning kepada warga Muslim di Indonesia dalam perseteruan AS dengan China (RRT).

Strategi Pemerintah Trump mewakili Partai Republik

Kunjungan Pompeo sebagai tangan kanan Presiden Trump ke Indonesia adalah lawatan akhir dalam rangkaian menjaring dan memastikan mitra sebelum pilpres. Jadi inilah strategi team sukses Partai Republik, yang memberi bukti kepada rakyat AS bahwa Trump melaksanakan NSS of USA (The National Security Strategy of the United States) yang dikeluarkan Presiden Donald Trump saat awal menjabat sebagai Presiden AS pada Desember 2017.

NSS disiapkan secara berkala oleh cabang eksekutif pemerintah Amerika Serikat untuk Kongres. Ini menguraikan masalah Keamanan Nasional utama Amerika Serikat dan bagaimana rencana pemerintah untuk menanganinya. Landasan hukum untuk dokumen tersebut dijabarkan dalam Goldwater-Nichols Act. Isi dokumen tersebut sengaja dibuat bersifat umum, dan pelaksanaannya mengandalkan pedoman penjabaran yang diberikan dalam dokumen pendukung seperti Strategi Militer Nasional.

Pada NSS Trump menekankan "Saya berjanji bahwa Administrasi saya akan melakukannya mengutamakan keamanan, kepentingan, dan kesejahteraan warga negara kita. Saya berjanji bahwa kami akan merevitalisasi ekonomi Amerika, membangun kembali militer kita, mempertahankan perbatasan kita, melindungi kedaulatan kita, dan memajukan nilai-nilai kita." Trump menyentuh dua negara pada Desember 2017 di NSS yaitu Iran dan Korea Utara serta kemudian juga Rusia. NSS kemudian dikembangkan oleh Kepala Staf Gabungan serta Menhan, yang menguraikan tujuan strategis angkatan bersenjata.

Doktrin Pre-emtive Military Strike dari AS Setelah Serangan Teror 911

Sebagai gambaran besarnya peran NSS di Amerika, terlihat saat Presiden George Walter Bush menjabat presiden AS, dan terjadi serangan teror 911 yang meruntuhkan WTC, serta markas pertahanan Pentagon juga berhasil diserang. Penghancuran kelompok terorisme (Al-Qaeda) oleh Amerika Serikat setelah 911 sangat berkaitan dengan doktrin yang dikeluarkan Bush.

Pada pidatonya dalam upacara Wisuda Akademi Militer Amerika Serikat di West Point, New York, Presiden Bush menegaskan bahwa perang akan sulit diramalkan yang dilakukan Amerika di Afghanistan adalah demi kekuatan Amerika dan kebebasan, sebuah perdamaian yang adil, dan sebuah perdamaian yang memihak pada kebebasan. Perang yang dilakukan adalah untuk melawan teroris dan tiran. Pidato ini dikenal sebagai doktrin dalam memerangi teroris. Doktrin yang juga dikenal dengan istilah "pre-emptive military strikes doctrine" ini adalah kebijakan yang merupakan bagian dari strategi keamanan Amerika Serikat yaitu The National Security Strategy of the United States.
The National Military Strategy of USA (NMS)

NMS atau Strategi Militer Nasional Amerika dikeluarkan oleh Kepala Staf Gabungan dan disampaikan kepada Menteri Pertahanan yang secara singkat menguraikan tujuan strategis angkatan bersenjata. Sumber utama panduan NMS adalah dokumen Strategi Keamanan Nasional (NNS).

Ketua Kepala Staf Gabungan atau The Chairman of the Joint Chiefs of Staff (CJCS), berkonsultasi dengan Joint Chiefs of Staff (JCS), the Commanders of the Unified Combatant Commands (CCMDs), the Joint Staff dan the Office of the Secretary of Defense.

(OSD), mempersiapkan Strategi Militer Nasional. Laporan ini harus menggambarkan strategi militer nasional yang konsisten dengan Strategi Keamanan Nasional terkini yang ditetapkan oleh Presiden; laporan tahunan terbaru dari Menteri Pertahanan yang diserahkan kepada Presiden dan Kongres; pedoman kebijakan terbaru yang diberikan oleh Menteri Pertahanan; dan pedoman strategis pertahanan atau keamanan nasional lainnya yang dikeluarkan oleh Presiden atau Menteri Pertahanan.

Baca Juga: Setelah Prabowo ke AS, Pompeo ke Indonesia

Dalam pidatonya pada Rabu (16/9/2020), Mehan AS, Mark Esper mengumumkan Pentagon akan membangun kemampuan tempur Angkatan Laut, US Navy dengan menambah kapal perang, kapal selam dan pesawat Drones untuk menghadapi tantangan maritim terkini dari PLA Navy yang diketahui kekuatannya sebanyak 350 kapal perang.

Esper mengatakan kekuatan US Navy yang dijuluki 'Future Forward' akan menambah armada angkatan laut dari 293 kapal perang menjadi menjadi lebih dari 355 kapal. Rencana itu membutuhkan anggaran puluhan miliar dolar bagi US Navy dari sekarang hingga tahun 2045, bertujuan untuk mengungguli PLA Navy (China) yang dipandang sebagai ancaman utama bagi AS.

Analisis

Kunjungan Mike Pimpeo ke Indonesia dinilai bermanfaat bagi kedua negara. AS mendapat kepastian "true friend" dari Presiden Indonesia, Jokowi. Indonesia di posisi aman, sebagai teman walau bukan sebagai sekutu dan tidak di posisikan sebagai negara dengan klasifikasi musuh atau calon musuh oleh Amerika.

Pemerintahan Trump dari Partai Republik berusaha mempertanggung jawabkan implementasi NSS, yang tidak hanya fokus menetapkan Iran, Korea Utara dan Rusia, tetapi kini menggeser fokus lawan utama yang berat beberapa waktu terakhir adalah China. Trump terpaksa mengikuti kebijakan Barack Obama dari Partai Demokrat dengan konsep rebalancing fokus di Kawasan Asia Pasifik dengan musuh utama China dan menegaskan
kebijakan jalur laut bebas (LCS) tidak dikuasai satu negara.

Apa yang dikerjakan Pompeo satu bulan menjelang pilpres, adalah diplomasi dan intelligence conditioning regional Asia Tenggara dan kawasan sekitar LCS. Indonesia kunci terakhir konsep Indo Pacific dan Higher Road, dalam upayanya mengamankan jajaran sekutunya QUAD dalam menjepit China.

Kesimpulan

Mike Pompeo adalah menteri Luar Negeri yang menguasai penuh situasi dan kondisi geopolitik serta geostrategi dalam mengimplementasikan National Security Strategy khusus bidang diplomasi, serta politik luar negeri dengan nilai plus sebagai pakar intelijen. Memang untuk menuju menjadi paling tidak Great Power, sebuah pemerintahan akan maju bila presidennya dibantu staf yang hebat dan mumpuni.

Presiden Jokowi membuktikan diri mampu berdiplomasi saat bertemu dengan Pompeo, menegaskan posisi Indonesia menekankan arti penting hubungan bilateral, tanpa menyakiti pihak lain.

Pompeo mewakili AS datang untuk membicarakan geopolitik regional Asia Pasifik, sebaiknya Menlu Retno tidak perlu membahas urusan bilateral wilayah lain. Pompeo bicara keras ancaman China di Ansor, ini yang perlu dipertajam dari persepsi intelijen.

Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen

***