NATO saat ini sedang bingung bagaimana cara memenangkan perang ini melawan Rusia.
Menteri luar negeri Belarusia Vladimir Makro tiba tiba meninggal dunia.
Sang menteri kemungkinan terkena serangan jantung. Dia meninggal hanya dua hari setelah bertemu menteri luar negeri Rusia Lavrov.
Belarusia saat ini secara langsung terlibat dalam perang di Ukraina sesuai dengan arahan Putin.
Belarusia mengizinkan semua senjata canggih Rusia termasuk nuklir untuk parkir di Belarusia.
Atas kejadian meninggalnya sang Menlu secara dadakan, NATO lalu memanfaatkan kasus ini dengan memfitnah Rusia bahwa sang Menlu di racun oleh Rusia.
Hal ini untuk membenturkan antara Belarusia dan Rusia. Tujuannya agar Belarusia mencurigai Rusia lalu mengambil sikap melarang senjata Rusia di Belarusia.
Tapi NATO salah hitung, sang Presiden Belarusia Lukashenko sama sekali tidak bisa dibenturkan dengan Rusia. Lukashenko dengan Putin tetap melanjutkan semua jenis kerjasama mendukung perang Rusia di Ukraina.
Segala cara dilakukan NATO dan AS agar barisan pendukung Rusia lemah dan akhirnya diharapkan mampu melemahkan Rusia.
Hal ini kerena fakta di lapangan. Ukraina semakin babak belur dan NATO semakin hari semakin merugi di Ukraina karena senjata pasokan mereka ke Ukraina sama sekali tidak membantu banyak.
Padahal, puluhan miliar dolar sudah digelontorkan NATO ke Ukraina untuk mengusir Rusia. Tapi fakta di lapangan, Ukraina sudah berubah menjadi kota mati termasuk ibukota Kiev yang penduduknya sudah pada ngungsi ke bunker masing-masing.
Jadi, pada dasarnya, NATO dkk saat ini sedang bingung bagaimana cara memenangkan perang ini melawan Rusia. Yang setiap hari NATO merugi ratusan juta dolar disana.
Ini namanya, biar tekor yang penting kesohor. Biar tetap terlihat gagah, NATO malu mau mundur dari Ukraina. Mundur malu, gak mundur tekor.
Wajar kalau Presiden Joe Biden dan Sekjend NATO Stoltenberg dalam bulan ini terlihat sangat planga plongo.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews