Bashar al-Masri, orang Palestina, pengusaha yang punya visi membangun negaranya idealnya perlu didukung oleh Otoritas Palestina.
Kita di Indonesia kerap mendengar Palestina dijajah, warga hidup menderita di kamp pengungsian sehingga donasi mengalir untuk para pengungsi. Faktanya, Otoritas Palestina memang ngga punya inisiatif membangun. Rawabi yang terletak di Tepi Barat ini dibiarkan terbengkalai. Untung ada Bashar al-Masri yang membangun daerah ini sehingga menjadi kota moderen.
Berikut catatan pembangunan kota Rawabi:
1. Dibangun selama 9 tahun mulai tahun 2008 dengan dana $1,4 miliar
2. Dana pembangunan 2/3 dari pihak swasta asal Qatar, tidak ada dana Otoritas Palestina
3. Butuh 73 kali meeting sampai Bashar mendapatkan pinjaman
4. Butuh 4 tahun urus izin pembangunan dari Israel karena akses masuk ke kawasan Rawabi terletak di Tepi Barat area C yang dijaga tentara karena warga terdiri dari 2,6 juta orang Palestina dan 400 ribu Yahudi.
5. Butuh 18 bulan negosiasi, 2 kali pertemuan dengan Obama dan Netanyahu untuk menyediakan akses air untuk Rawabi. Kenapa minta air dari Israel? Karena di wilayah Palestina tidak ada sumber air namun Palestina tidak mau ikut Komite Kerjasama Air. Btw, air untuk Yordania 70% dari Israel.
6. Israel menyediakan listrik untuk 3000 warga Rawabi.
7. Seluruh bahan bangunan berasal dari Israel, karena itu Mashar menolak boikot produk Israel. Soalnya es krim di Palestina aja dari Israel, apalagi semen.
8. Semula Mashar al-Masri ingin membangun Ramallah, ibukota Palestina namun menurut pejabat militer Israel, Ramallah terlalu dekat dengan Ofra, komunitas Yahudi pertama di Tepi Barat sehingga kurang prospek, akhirnya dipilih Rawabi.
Siapa Bashar al-Masri, Warga Negara Amerika asal Palestina?
1. Sarjana Teknik Kimia dari Virginia Tech, Amerika Serikat.
2. Profesi sebagai kontraktor sukses di Maroko, Libya, Mesir dan Yordania
3. Menikah dengan orang Amerika, mendapat status WN AS
3. Lahir di Nablus, Tepi Barat. Nama Nablus berasal dari orang Romawi, dahulu adalah Sikhem (tempat Abraham menerima janji Tanah Perjanjian di Kejadian 12:6-7). Kembali ke Palestina tahun 1990-an.
4. Dipenjara karena demo melawan Israel, bertemu sesama napi, anggota PLO yang mengajarkan tentang Marx dan Lenin.
Bashar al-Masri, orang Palestina, pengusaha yang punya visi membangun negaranya idealnya perlu didukung oleh Otoritas Palestina. Sayangnya ngga ada dukungan tuh dari Otoritas Palestina. Gimana kalo pengusaha asal Indonesia aja yang investasi di Palestina untuk bangun PAM dan PLN di Palestina? Yuk, kerja, kerja, kerja daripada protes,protes, protes doang dari jauh.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews