Bukan Amerika namanya kalau tidak menerapkan standar ganda kepada negara lain, kecuali kepada sekutunya. Khusus kepada negara sekutunya Amerika sering kali tidak tegas dan tidak berani menghukumnya, sekalipun negara itu terlibat perang dan pembunuhan. Seperti Arab Saudi yang menyerang Yaman dan sekarang mengalami krisis kemanusiaan.
Begitu juga terkait kematian jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. Respon Amerika tidak seperti respon terkait kasus Sergie Skripal, yang langsung mengusir puluhan Diplomat Rusia dari Amerika. Bahkan negara sekutunya juga langsung mengikuti dengan mengusir para Diplomat Rusia.
Sergie Skripal agen ganda Rusia dan Inggris. Ia diracun dengan racun gas syaraf tapi tidak meninggal dan menuduh Rusia sebagai dalangnya. Padahal belum melakukan penyelidikan terlebih dahulu, tapi langsung main usir.
Tetapi ketika negara sekutunya, yaitu Arab Saudi melakukan pembunuhan kepada jurnalisnya Jamal Khashoggi respon Presiden AS Donald Trump begitu lunak dan sangat hati-hati. Trump malah pernah mengeluarkan pernyataan yang cenderung membela sekutunya, yaitu "anak nakal" bisa jadi di balik hilangnya Jamal Khashoggi.
Bahkan Trump menjadikan Arab Saudi sebagai sekutu untuk menandingi atau mengibangi kekuatan Iran di Timur Tengah. Dengan tangan Arab Saudi inilah Amerika bisa mengacak-acak kawasan Timur Tengah jauh dari kata damai dan selalu diliputi kekerasan dan perang yang tidak berkesudahan. Seperti di Yaman dan Suriah.
Trump juga menjadikan Arab Saudi sebagai pembeli utama senjata-senjata dari Amerika yang nilainya mencapai miliaran dollar. Tahu sendiri, Arab Saudi kalau membeli senjata seperti beli kacang goreng dan langsung bayar tunai. Inilah pundi-pundi pemasukan dollar dari jualan senjata.
Arab Saudi sering ditakut-takuti oleh Amerika terkait keberadaan Iran di Suriah, ujung-ujungnya Amerika akan menawarkan senjata-senjata baru ke Arab Saudi untuk memperkuat alutsistanya.
Alasan inilah yang membuat Amerika sangat hati-hati terkait kematian Jamal Khashoggi.
Kalau kasus kematian seperti Jamal Kashoggi terjadi di negara seperti Iran dan Rusia, sudah hampir pasti Amerika dan sekutunya akan menjatuhkan sanksi kepada negara tersebut.
Isue HAM akan selalu menjadi alasan dan akan dimainkan untuk menekan negara-negara yang lemah atau negara bukan sekutunya.
Pembantaian yang dilakukan oleh Arab Saudi di Yaman sepi dari perhatian dunia internasional, termasuk negara Indonesia, karena kalau ikut campur atau berkomentar terkait perang di Yaman, Indonesia bisa dikurangi kuota jamaah hajinya oleh Arab Saudi.
Negara-negara kuat selalu menggedor-gedor pintu negara yang lemah atau yang bukan sekutunya untuk menerima kepentingan politik dan ekonominya, kalau tidak mau, maka mereka akan menjatuhkan sanksi karena perangkat dunia dikuasai oleh mereka.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews