Melihat perkembangan persenjataan mutakhir Rusia yang untuk sementara bisa mengimbangi senjata AS di Suriah, benar bahwa persenjataan Rusia kembali diperhitungkan oleh AS.
Baru-baru ini, mantan kepala badan intelijen Israel Mossad, Tamir Pardo, memang telah mengklaim bahwa campur tangan Rusia di dunia maya telah membantu mempengaruhi pemilu presiden Amerika Serikat (AS) 2016 yang dimenangkan Donald Trump. Demikian bunyi laporan yang diturunkan media Israel, Haaretz.
Menurut Pardo, Rusia memilih kandidat yang paling menguntungkan secara politis untuknya dan menggunakan "bot" online untuk mengantarkan Trump ke kursi kepresidenan.
Terlepas benar atau tidak laporan tersebut, tetapi sebahagian besar rakyat AS percaya bahwa Rusia telah membantu Trump mengalahkan calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Apakah sekarang ini manuver AS yang keluar dari kesepakatan nuklir antara AS - Rusia di masa Presiden Mikhail Gorbachev suatu pertanda bahwa Trump akan kembali dibantu Rusia dalam pemilihan presiden AS tahun 2020? Tetapi sebaliknya boleh jadi manuver politik Trump tentang nuklir akan memupus kepercayaan Rusia kepada Trump?
Yang jelas sikap Presiden AS Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan senjata nuklir dengan Rusia, membuat mantan Pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev mengeluhkan sikap AS yang menarik diri dari pakta pengendalian senjata nuklir jarak jauh yang ditanda-tangani kedua negara pada Desember 1987. Ketika itu, AS diwakilkan oleh mantan Presiden Ronald Reagan, sedang di pihak Uni Soviet oleh Mikhail Gorbchev.
Sangatlah wajar apabila Gorbachev yang sekarang berusia 88 tahun bersuara dan menilai keputusan Washington tersebut bisa merusak keamanan internasional. Menurut Gorbachev, menarik diri dari pakta yang disepakati pada 1987 sama artinya AS berurusan dengan potensi hancurnya keamanan Eropa dan keseluruhan sistem keamanan internsional.
"Penghentian pakta ini akan sulit membawa keuntungan bagi komunitas internasional. Langkah ini menghancurkan bukan hanya keamanan di Eropa, tetapi juga di seluruh dunia," kata Gorbachev dalam wawancara dengan Interfax, Jumat, 2 Agustus 2019.
Jika melihat foto dari Xinhua di bawah ini terlihat Mikhail Gorbachev, Mantan Presiden Uni Soviet, kanan, dan mantan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan, kiri, saat menanda tangani pakta pengendalian senjata nuklir pada 8 Desember 1987.
Dikutip dari rt.com, Sabtu, 3 Agustus 2019, Gorbachev mengatakan pihaknya saat ini berharap Washington mau membalikkan keadaan dan merevisi keputusannya. AS sebelumnya menuding Rusia telah menciderai pakta pengendalian senjata nuklir jarak jauh dengan mengembangkan sebuah rudal.
Meski dibantah Rusia, melihat perkembangan persenjataan mutakhir Rusia yang untuk sementara bisa mengimbangi senjata AS dalam ajang pertempuran di Suriah, benar bahwa persenjataan Rusia kembali diperhitungkan oleh AS.
Hal ini pun dibuktikan, baik di dalam pertempuran di Suriah yang kemudian membantu mempertahankan posisi Presiden Suriah Bashar al-Assad, maupun menyaksikan jenis senjata yang dijual kepada Turki baru-baru ini. Kebangkitan Rusia setelah Uni Soviet pecah di masa Gorbachev dibuktikan Vladimir Putin ketika ia mengambil alih Crimea.
Demikian pula AS. Berbekal senjata mutakhirnya menginvasi Irak. Pada waktu ini kekuatan Rusia belum pulih, sehingga ikut juga menyetujui bekas sekutunya Irak diserang AS. Tetapi ketika AS ingin menginvasi Suriah, langkah AS terganjal oleh Rusia yang kekuatan militernya sudah pulih. Akhirnya terjadilah perimbangan kekuatan di Suriah.
AS di pihak lain juga menjual senjatanya kepada Arab Saudi. Sebenarnya, AS juga ingin menjual senjatanya kepada sesama anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yaitu kepada Turki. Tetapi betapa kecewanya AS kepada Turki yang membeli senjata dan pesawat tempur dari Rusia.
Tahun 2020 merupakan permasalahan pelik untuk Trump. Ia bisa saja terpilih kembali menjadi presiden untuk periode berikutnya atau langkahnya akan terhenti meski sedang memperjuangkan mendapat hadiah Nobel Perdamaian 2018. Bagaimana pun persoalan penghentian membicarakan senjata nuklir dengan Rusia akan berpengaruh terhadap dirinya dalam pemilihan presiden AS tahun 2020.
Sebaliknya Rusia dengan munculnya Mikhail Gorbachev tampil kembali di dunia internasional, apakah berdampak terhadap kepemimpinan Vladimir Putin ? Yang jelas bagi wartawan Indonesia, nama Gorbachev pernah menghiasi halaman suratkabar di Indonesia.
Burhanudin Mohamad (B.M) Diah, pendiri harian "Merdeka," pernah mewawancarai Pemimpin Tertinggi Uni Soviet, Mikhail Gorbachev di Kremlin pada 21 Juli 1987. Sejak memegang pucuk pimpinan di Uni Soviet lebih dua tahun berselang, Mikhail Gorbachev , Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet, banyak menarik perhatian dunia. Itu berkat tindakan-tindakan yang cukup mengejutkan, yang tak jarang jauh di luar ramalan pengemat politik sekalipun.
Inilah dialog B.M.Diah ketika bertemu Gorbachev yang dikutip dari buku beliau: B.M Diah, "Mahkota Bagi Seorang Wartawan" (Jakarta :Pustaka Merdeka).
"Dengan ramah dan senyum persahabatan, ia (Gorbachev) memulai membuka kesempatan bagi B.M.Diah mewawancarainya. Wawancara B.M.Diah ini sekaligus untuk memperingati satu tahun pidato Gorbachev di Vladivostok yang merupakan angin baru pandangan Uni Soviet bagi kawasan Asia-Pasifik.
Mikhail Sergeyev Gorbachev: "Saya senang ketemu dengan Tuan Diah. Saya mendengar banyak mengenai kegiatan Tuan. Tuan sudah beberapa puluh tahun aktif dalam bidang jurnalistik, bukan ? "
B.M.Diah : Saya senang bertemu dengan Tuan Sekretaris Jenderal. Ini suatu kehormatan besar bagi saya. Betul sekali sudah selama 50 tahun saya aktif dalam dunia jurnalistik.
Mikhail Sergeyev Gorbachev : " Itulah pengalaman yang besar. Dan pengalaman bukan sesuatu beban yang tak diperlukan, apalagi kalau dipergunakan secara benar. Misalnya kami sekarang melaksanakan tugas-tugas baru dalam negeri kami. Dan pada tahap perkembangannya ini, kami terus memperkaya diri atas dasar pengalaman serta pelajaran sejarah."
B.M.Diah: Kami sangat memperhatikan pidato-pidato Tuan serta proses-proses yang sedang terjadi di Uni Republik Sosialis Soviet.
Mikhail Sergeyev Gorbachev: " Terimakasih. Apakah kata-kata perestroika dan glasnost sudah sampai ke Indonesia ? Dapatkah kata-kata ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia? "
B.M.Diah: Kata-kata itu dikenal baik di negara kami dan tidak perlu diterjemahkan.
Mikhail Sergeyev Gorbachev :" Sambil menyerahkan kepada Tuan jawaban-jawaban tertulis atas pertanyaan -- pertanyaan, saya ingin mendahuluinya dengan catatan-catatan yang tidak besar, tetapi, menurut pendapat saya, esensial. Saya berterimakasih kepada Tuan, dan Redaksi surat kabar Tuan, atas diperhatikannya Hari Ulang Tahun pidato saya di Vladivostok. Pimpinan Soviet memberi arti penting kepada apa yang telah dikatakan di Vladivostok. Waktu itu kami berusaha menguraikan politik kami terhadap kawasan yang didiami oleh ratusan juta manusia. Dalam pada itu kami mengharapkan pengertian yang sewajarnya atas politik kami."
Pertanyaan-pertanyaan yang Tuan kemukakan, saya memandang sebagai bukti bahwa dalam masyarakat Indonesia ada perhatian pada politik kami, pada penilaian-penilaian kami akan keadaan di kawasan Asia Pasifik, pada pemikiran-pemikiran kami mengenai masa depan kawasan ini dalam konteks politik dunia.
Catatan-catatan B.M Diah adalah sebagai berikut:
Kami berusaha memandang dunia modern dari posisi yang benar-benar ilmiah dan realistis. Analisa yang dibuat ini membawa kami pada suatu pandangan dunia yang baru, pada politik yang baru, yang kami proklamasikan pada kongres partai kami.
Analisa ini membantu kami melihat realitas-realitas yang menjadi karakteristik untuk dunia masa kini. Dan dunia sekarang ini berbeda serius dengan dunia 30-40 tahun yang lalu.
Pertama-tama, peradaban manusia menjadi terancam karena persediaan-persediaan senjata nuklir yang luar biasa banyak jumlahnya, ini suatu realitas yang tidak dapat diabaikan. Sebaliknya, penilaian yang benar terhadap realitas tersebut membantu kita menarik kesimpulan bahwa hari ini masalah-masalah dunia tidak dapat diselesaikan melalui jalan-jalan militer, karena jalan ini dapat mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak dapat diramalkan. Itu berarti bahwa perlu ada koreksi dalam pandangan-pandangan pada dunia ini serta dalam politik negara-negara.
Masalah-masalah yang terdapat di dunia ini menuntut penyatuan usaha-usaha semua negara. Dan pada umumnya, kalau kita melihat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknik, maka kemajuan semakin membikin kita saling mendekatkan kita serta mendekatkan kita secara lebih erat dari pada kapan pun juga. Kita semakin banyak saling tergantung, kita semakin banyak saling membutuhkan."}
Wawancara B.M.Diah dengan Mikhail Gorbachev dapat dilihat lengkap dalam bukunya: Mahkota bagi Seorang Wartawan. Menurut B.M.Diah, wawancara ini merupakan tugas puncak yang ia peroleh. "Kami betul-betul senang dengan pertemuan ini, Tuan Sekretaris Jenderal. Bagi saya pribadi, ini adalah mahkota dari kegiatan jurnalistik saya selama 50 tahun," ujar B.M.Diah kepada Mikhail Gorbachev .
***
Keterangan: Artikel inisudah ditayangkan sebelumnya di Kompasiana.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews