Musuh orang Indonesia di Amerika adalah bangsa Indonesia sendiri. Orang Indonesia yang sudah jadi US Citizen, pada umumnya tidak dapat berjiwa besar melihat sukses imigran yang belum legal.
Ada teman melaporkan pada saya, keheranannya mengapa saya tidak pernah diterima bekerja. Walau cuma jadi karyawan part time biasa saja. Karena setelah dia membaca semua resume dan tentang latar belakang saya harusnya bagus. Terus dia bilang... saya ada beberapa teman sepertimu. Tahu kenapa tidak ada yang mau memperkerjakanmu?
Ada yang merusak statusmu dan menghancurkan reputasimu dengan menggunakan sistim background check. Orang itu membuatmu seolah-olah kriminal, punya banyak kasus hukum. Orang itu punya kemampuan dalam mengendalikan sistim perekrutan nasional. Kalau begini, Victoria, sampai kau mampus pun kau tidak akan pernah dapat bekerja, mau jadi kasir toko sekalipun. Ada yang menulis kau kriminal, statusmu busuk, sehingga tidak ada yang mau memperkerjakanmu di mana saja di seluruh Amerika.
Kepikiran juga … pantes juga, saya tidak diterima dimana-mana. Dari kerjaan paling kecil part time sekalipun.
Saya jadi teringat orang Indonesia, yang dulu sewa kamar saya, tidak mau bayar, utangnya sampai sekarang $ 787 belum di bayar-bayar. Janji mau bayar sampai sekarang belum dibayar. Bukti kertas dia tandatangani ada. Dia mengaku, dia dipanggil ke kantor FBI beberapa jam sebelum datang ke rumah saya, menyewa kamar tidur di rumah saya.
Dia mengaku, dia dkk yang sudah jadi US Citizen sukses merampoki dan menangkap orang-orang Indonesia yang punya banyak duit tapi mau kirim ke Indonesia terus, atau orang-orang Indonesia yang mereka targetkan karena kejahatan atau kesirikannya. Dia bilang, bukan US Citizen kok bisa lebih kaya dari US Citizen. Bisa punya rumah lagi.
Dia bilang, saya sudah selesai, sambal angkat tangannya mau gebukin saya, untuk nakut-nakuti saya di basement rumah saya. Dia bilang, lihat nanti, saya pasti kehilangan rumah, sakit, mati, dan miskin, dan tidak akan ada perusahaan manapun yang mau menerima saya bekerja di Amerika, karena dia akan buat catatan besar bahwa saya ini penjahat dan maling ….
Bayangin, tiga bulan dia tinggal di rumah saya gratis, ga pernah bayar air, listrik, gas, melaporkan saya ke polisi, membawa saya ke pengadilan. Dibikin menang lagi sama hakim. Orang ini kerjanya mengancam-ancam saya terus. Master Degree dari University Maryland, ngakunya sudah diterima di FBI bekerja tapi dia tolak. Ngibul sebakul.
Saya yakin, dia dan kawan-kawan yang sudah merusak reputasi saya dalam sistim perekrutan tenaga kerja di AS sehingga saya punya reputasi busuk dan jelek. Sebagaimana dulu pernah dia akui pada saya.
Eh, Kemarin ketemu dia di acara dinner USINDO, pake jas dan dasi, pamer punya pergaulan hebat dengan high class di Washington DC, Amerika. Hutang sama saya sampai sekarang belum dibayar. Dia bilang, dia tidak akan bayar pada saya. Teman-teman FBI nya pasti selalu akan melindungi dan membelanya. Heran saja, FBI masih mau pelihara orang seperti ini, untuk merusak reputasi orang, merampok, dan memiskinkan orang.
Semoga satu saat saya berkesempatan bertemu dengan big boss FBI. Saya mau tanya, apa memang ada policy begitu di FBI? US Citizen boleh tinggal gratis di rumah permanent resident, permanent resident tidak boleh hidup lebih sejahtera dan punya rumah daripada US Citizen, US Citizen boleh seenaknya merampok dan memiskinkan Permanent Resident yang selalu taat hukum dan bayar pajak?
Saya melihat, bahwa musuh orang Indonesia di Amerika adalah bangsa Indonesia sendiri. Orang-orang Indonesia yang sudah jadi US Citizen, pada umumnya tidak dapat berjiwa besar melihat sukses imigran yang belum legal, atau permanent resident yang punya banyak uang, punya rumah dan hidup sejahtera di Amerika karena kerja kerasnya.
Setelah saya dirampoki dan dibikin sakit, diambil rumahnya, sekarang reputasi saya pun dihancurkan lewat sistim recruitment, background check yang membusukkan saya.
Pak Direktur FBI, kalau sudah begini, kemana sebaiknya saya mengadu? Dia itu sebut-sebut nama FBI sebagai malaikat pelindungnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews