Soal 4 Negara Boneka Baru Rusia, Erdogan Tak Tunduk pada Kehendak Putin

Erdogan paham, dengan posisi Turki yang strategis, dengan kekuatan militer nomor 2 terkuat di NATO, Biden dan Eropa memangnya bisa apa dalam menekan Turki?

Rabu, 12 Oktober 2022 | 05:35 WIB
0
131
Soal 4 Negara Boneka Baru Rusia, Erdogan  Tak Tunduk pada Kehendak Putin
Recep Tayyip Erdogan (Foto: Facebook.com)

Walaupun dikenal dekat dengan Presiden Rusia, Erdogan tetap menolak mengakui 4 wilayah Ukraina yang dicaplok oleh Rusia pekan lalu.

Erdogan tetap punya nilai tawar di depan Putin. Walaupun di NATO pun dia jadi duri dalam daging.

Berbeda dengan Iran dan sekutu Putin lain, yang manut saja saat Rusia meminta apapun, termasuk meminta drone dari Iran.

Erdogan menolak mengirimkan drone canggih Turki kepada Rusia di Ukraina. Walaupun dibeli dengan harga mahal sekalipun.

Erdogan masih mau mengirimkan drone ke Ukraina karena sudah ada MoU sejak awal bahkan sejak Rusia belum menginvasi Ukraina.

Tapi saat perang sedang berkecamuk, Erdogan menolak menambah jumlah drone ke Ukraina dan juga menolak mengirimkan drone untuk Rusia.

Sifat netral Erdogan adalah cara dia menjaga posisi tawar di depan Rusia sekaligus menjaga posisinya di NATO.

Ketaatan Erdogan pada hukum internasional bukan karena Erdogan takut kepada NATO atau AS. Tapi lebih kepada menjaga martabat Turki sebagai negara berwibawa dan menjaga cara main cantik Erdogan di mata dunia.

Namun begitu, Erdogan terus mendesak NATO agar tidak terus mencampuri urusan Ukraina. Erdogan menolak mengirimkan senjata ke Ukraina yang didesak oleh NATO.

Berbeda dengan Eropa yang hampir semua patuh kepada permintaan AS untuk membantu Ukraina.

Eropa juga taat kepada AS apapun yang diminta untuk mendukung AS dan NATO di Ukraina. Beda dengan Erdogan, dia bahkan menolak semua sanksi AS kepada Rusia.

Erdogan paham, dengan posisi Turki yang strategis, dengan kekuatan militer nomor 2 terkuat di NATO, Biden dan Eropa memangnya bisa apa dalam menekan Turki?

Dalam politik, kekuatan ril adalah solusi bagi semua masalah. Kekuatan ril inilah yang 20 tahun belakangan ini dibangun Erdogan di Turki. 

Sehingga hari  ini Turki bisa duduk manis dan tidak ada yang berani mendikte mereka dalam hal apapun. Termasuk AS dan NATO itu sendiri.

***