Ketika Harus Memilih Tahta dan Wanita

Ketika laki-laki disuruh memilih antara tahta dan wanita, cenderung lebih memilih wanita atas nama cinta.

Minggu, 11 September 2022 | 15:58 WIB
0
83
Ketika Harus Memilih Tahta dan Wanita
Raja Edward VIII (Foto: IDNtimes.com)

"Tahta, harta dan wanita".

Fatwa pujangga ini menjadi nasehat atau pengingat bagi kaum laki-laki. Karena kalau salah langkah atau pilihan, bisa membawa konsekuensi tersendiri.

Dan tiga kata itu bisa jadi impian banyak laki-laki sebagai kesempurnaan dalam mencapai tujuan hidup.

Tetapi terkadang tiga kata itu juga menjadi pilihan yang sulit manakala harus memilih sebagai suatu pengorbanan.

Dan ada kisah seorang Raja turun tahta demi cinta.

Ratu Elizabeth II telah mangkat atau meninggal. Sang Ratu tak pernah bermimpi menjadi Ratu. Karena ia sadar ayahnya yaitu George VI, bukanlah putra mahkota pada waktu itu.

Ayah Ratu Elisabeth II yaitu George VI adalah adik dari Raja Edward VIII.

Raja Edward VIII turun tahta demi sebuah pengorbanan atas nama cinta. Ia dibutakan oleh cinta sebagai manusia biasa.

Raja Edward VIII tergila-gila dengan seorang janda  berkewarganegaraan Amerika. Malah dua kali janda. Ia lebih memilih wanita pujaan hatinya dibanding tahta kerajaan.

Ia tinggalkan tahta itu dan memberikan kepada adiknya yaitu George VI yang tak lain ayah Ratu Elisabeth II.

Karena seorang raja menikahi seorang janda tentu suatu terlarang pada masa itu.

Jangankan seorang raja, laki-laki biasa dengan status lajang saja-kadang tidak disetujui orang tuanya kalau menikahi seorang janda.

Cinta memang tak kenal logika. Kata hati menjadi penunjuk arah dari sebuah pilihan. Tahta ditinggalkan untuk sebuah cinta.

Bahkan, cucu dari Ratu Elisabeth II yaitu pangeran Harry juga meninggalkan Istana karena atas nama cinta.

Anak dari Putri Diana yaitu Pangeran Harry menikahi Meghan Merkle seorang aktris Amerika. Statusnya juga seorang janda. 

Setelah menikah dan mempunyai anak, Pangeran Harry dan Meghan Merkle ada konflik dengan keluarga kerajaan.

Sang Pangeran lebih memilih istri dan keluarganya. Pangeran Harry memilih keluar dari Istana dan meninggalkan fasilitas atau keistimewaan. Bahkan ia rela tidak menjadi pewaris tahta kelak di kemudian hari.

Artinya, ketika laki-laki disuruh memilih antara tahta dan wanita, cenderung lebih memilih wanita atas nama cinta.

***