Amboiii... Sri Lanka

Bertetangga dengan India yang memiliki banyak SDM yang piawai di teknologi informatika, sebenarnya secara umum indeks pembangunan sumber daya manusia Sri Lanka, termasuk tinggi, 0,780.

Senin, 18 Juli 2022 | 16:47 WIB
0
291
Amboiii... Sri Lanka
Yureni Noshika (Foto: wikipedia.org)

Amboiii ... Sri Lanka

 Sedikit saja tentang Sri Lanka. Kalau sekarang Sri Lanka dinyatakan sebagai negara gagal, tidak mengherankan. Negeri itu dirongrong banyak masalah, antara lain gangguan keamanan dari gerilyawan Macan Tamil Elam, korupsi, SDA yang terbatas, dan SDM yang tidak kompeten karena sistem pendidikannya buruk. 

Sangat banyak kisah tentang betapa besarnya kontribusi agen rahasia bagi negaranya. Seorang agen rahasia yang hebat biasanya ditempatkan di negara musuh, seperti halnya Eli Cohen. Lalu, apakah mungkin agen rahasia negara lain, termasuk Israel, beroperasi di Indonesia? Mungkin satu kisah ini bisa menjelaskannya. 

Pada tahun 1958 Pemerintah Sri Lanka mengumumkan dimulainya Proyek Mahaveli, membangun bendungan raksasa pada lintasan Sungai Mahaveli, sungai terbesar di negeri itu. Tujuannya, selain sebagai PLTA, bendungan itu juga bisa mengairi 300 ribu hektar wilayah pertanian di utara dan tenggara yang selalu kekeringan. 

Namun hingga pertengahan dekade 1970an rencana itu belum bisa direalisasikan. Karena persoalan ekonomi, dan Pemerintah Sri Lanka lebih fokus menghadapi geriliawan Macan Tamil. Presiden Junius Richard Jayawardane khawatir, para petani di wilayah yang kekurangan air memilih bergabung dengan Macan Tamil, karena sudah sekian lama Projek Mahaveli belum juga dibangun. 

Pada tahun 1977, datanglah ke Presiden Jayawardane, Amy Yaar, seorang yang sebelumnya memasok kapal-kapal patroli pantai untuk Pemerintah Sri Lanka. Padahal, dalam waktu yang sama, Amy juga menjual persenjataan anti kapal patroli ke gerilyawan Macan Tamil. Amy Yaar adalah Kepala Departemen Mossad untuk Wilayah Timur Jauh dan Afrika. 

Amy menawarkan skema pinjaman dari Bank Dunia dan sejumlah negara untuk membangun bendungan Mahaveli, sebesar US$2,5 miliar. Angka itu jauh di atas kebutuhan yang dikalkulasi Bank Dunia, US$250 juta. 

Amy menjelaskan, pinjaman sebesar itu bisa dipakai untuk membiayai Proyek Mahaveli, membeli senjata untuk menumpas gerilyawan Macan Tamil dari Israel, dan melatih tentara Sri Lanka di Israel. Tentu lebihnya sangat banyak. Jayawardane setuju. Ajaibnya, pinjaman itu bisa cair.    

Terkait dengan pembangunan Proyek Mahaveli, secara berkala tim dari Bank Dunia melakukan observasi ke Sri Lanka. Namun pemerintah sudah mengajari penduduk di sana untuk memberikan keterangan sesuai keinginan pemerintah. Selain itu, sopir yang mengantar tim dari Bank Dunia, selalu menempuh jalan yang rumit, hingga memusingkan para observer. 

Sementara dalam rangka pembelian senjata dari Israel, dikirimlah sejumlah tentara Sri Lanka ke Israel untuk berlatih menggunakan berbagai persenjataan baru, termasuk helikopter dan pesawat. 

Mereka berlatih di Israel untuk jangka waktu beberapa bulan. 

Satu hari, Presiden Jayawardane mengutus keponakannya, Penny, untuk meninjau pelatihan tentara Srilanka di Dimona, Negev. Setelah meninjau lapangan, Penny dibawa ke markas Mossad dekat Tel Aviv. Di sana ia diajak ke satu ruangan besar.

Kepada Penny, staf Mossad membukakan layar proyektor di dinding berukuran diameter 100 kaki (30 meter). Di layar raksasa itu muncul peta dunia. Jika kursor diarahkan ke satu negara, maka akan muncul 10 nama orang terpenting di negara tersebut. 

Misalnya diarahkan ke Palestina, maka muncul 10 nama terpenting di Palestina waktu itu. Tentu saja nama Arafat paling atas. 

Jika nama Arafat diklik, maka akan muncul catatan kegiatan dan kemana saja Arafat bergerak dalam 24 jam terakhir (termasuk menit ke menit), serta rencana kegiatan Arafat dalam 24 jam ke depan. 

Layar itu terhubung dengan komputer utama Mossad bermerk Burroughs. Di komputer tersimpan 1,5 juta nama ‘orang penting’ di seluruh dunia.   

Sedikit belok. Ini menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, tidak mungkin lepas dari kegiatan mata-mata Israel. Dalam buku berjudul By Way of Deception yang ditulis Victor Ostrovsky dan Clair E. Hoy, disebutkan Mossad mempunyai Departemen Wilayah Timur Jauh dan Afrika. Departemen ini menempatkan seorang katsa (agen) berpaspor Inggris di Jakarta. 

Di buku itu juga disebutkan bahwa dipastikan waktu itu (1977) Pemerintah Indonesia tahu akan keberadaan katsa tersebut. Artinya, meski Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, komunikasi di tingkat dan urusan tertentu sudah berlangsung. Buktinya, tahun 1980 Indonesia membeli 32 unit pesawat tempur A-4 Skyhawk dari Israel, termasuk pelatihan pilot-pilot TNI di Israel.

Bertetangga dengan India yang memiliki banyak SDM yang piawai di teknologi informatika, sebenarnya secara umum indeks pembangunan sumber daya manusia Sri Lanka, termasuk tinggi, 0,780. Bandingkan dengan Indonesia, 0,707. Tapi Sri Lanka tidak memiliki SDM yang hebat, kecuali Yureni Noshika.

***