Bukan Amerika namanya kalau tidak selalu ikut campur urusan politik dalam negeri negara lain. Bahkan jatuhnya suatu rezim atau pemerintahan negara lain selalu ada tangan Amerika di belakangnya.
Negara yang adem-ayem bisa berubah bergejolak kalau keinginan Amerika tidak dituruti. Sebut saja: Libya, Irak dan Suriah. Tiga negara ini secara fisik hancur lebur dan terjadi perang saudara. Ratusan ribu atau puluhan ribu masyarakat jadi korban. Ada yang jadi imigran atau pengungsi.
Setelah membuat kerusakan di Timur Tengah, Amerika membuat ribut di Amerika Latin, yaitu Venezuela. Amerika ikut campur dengan mengangkat pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden sementara.
Presiden sementara Juan Guaido menjadi boneka Amerika untuk menggulingkan presiden yang belum lama dilantik, yaitu Nicolas Maduro. Usia Juan Guaido masih relatif muda, baru 35 tahun. Ia diangkat dan disumpah oleh demonstran di jalanan sebagai presiden sementara Venezuela.
Pemerintah Venezuela langsung merespon dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika yang dianggap melakukan kudeta atau mencampuri negaranya. Dan meminta para diplomat Amerika segera meninggalkan Venezuela. Tetapi anehnya, Amerika menolak untuk menarik diplomatnya dengan dalih presiden sementara yang sah adalah Juan Guaido. Dan Presiden Nicolas Maduro bukan presiden yang sah.
Seperti yang dikatakan oleh menteri luar negeri Amerika Mike Pompeo, ia menolak pemerintah Nicolas Maduro karena bukan pemerintah yang sah.
"Kami menyerukan kepada pasukan militer dan keamanan Venezuela untuk terus melindungi kehidupan dan kesejahteraan warga Venezuela, AS, dan warga negara asing lainnya di Venezuela," kata Pompeo pada Rabu (23/1) malam.
Tetapi pemerintahan Nicolas Maduro masih tetap bertahan karena pihak militer masih setia dan mendukung Presiden Nicolas Maduro.
Seperti yang dikatakan oleh menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino, bahwa militer mempertahankan konstitusi Venezuela dan kedaulatan nasional negaranya dan tidak akan menerima presiden yang dipaksakan atau boneka.
Negara-negara seperti Argentina, Brazil, Kolombia, Paraguay, Kanada, Guatemala dan Peru juga mengakui Juan Guaido sebagai presiden sementara yang sah. Mereka mengikuti perintah atau instruksi Amerika.
Sedangkan negara-negara seperti Rusia, Cina, Iran dan Turki tetap mendukung presiden Nicolas Maduro sebagai presiden yang sah.
Situasi di Vnenzuela tidak menutup kemungkinan akan terjadi aksi militer yang dilakukan oleh Amerika untuk menyingkirkan Nicolas Maduro. Dan mendudukkan presiden boneka Juan Guaido sebagai presiden sementara.
Amerika sering menggunakan dalih demokrasi untuk menggulingkan negara-negara lain. Di satu sisi banyak negara yang tidak menjalankan demokrasi, seperti Timur Tengah tetapi aman-aman saja. Itu semua karena negara-negara Timur Tengah mau menjadi boneka atau menuruti permintaannya. Sedangkan negara-negara yang suka menentang kebijakan Amerika siap-siap saja untuk digulingkan.
Bung Karno pernah mengatakan, "Seakan-akan bangsa Kami (Indonesia) belum akil baligh, sehingga untuk berteman atau bersahabat dengan negara lain, kamu (Amerika) yang memilihkan. Ini yang boleh dan ini yang tidak boleh."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews