Stasiun-stasiunnya yang megah di Makkah, Madinah, dan Jeddah dibangun oleh perusahaan dari Arab Saudi sendiri seperti Bin Ladin dan perusahaan Turki, Yapi Merkezi.
Semula kami hendak ke Makkah saja, mengisi 10 hari terakhir bulan Ramadan. Tapi seorang kawan menyampaikan, jika tak mampir ke Madinah, "itu sombong namanya."
Kiai Anang Masyhadi dari Pesantren Tazakka, Batang, kemudian berbicara singkat sepulang berjamaah subuh kemarin. "Makkah ini adalah kotanya Nabi Ibrahim AS, dan Madinah adalah kotanya Rasulullah Muhammad SAW."
Maka hari ini, kami berenam pun naik kereta cepat dari Makkah ke Madinah. Yang hendak saya ceritakan adalah tentang kereta cepat ini, yang menghubungkan dua kota suci, seperti terlihat pada namanya: Al Haramain Express.
Pukul sembilan pagi, kami telah tiba di stasiun kota Makkah. Wow, megah, dingin, dan hening di bulan Ramadan. Tak ada keriuhan di ruang tunggu, dan tak banyak petugas kereta yang terlihat. Semua serba swalayan, otomatis, dan tepat waktu seperti halnya kereta cepat di kota-kota modern dunia.
Kami duduk di gerbong bisnis, suasananya semewah di kabin pesawat. Lalu wushhhh... kereta berjalan, tidak terdengar derak roda besi menggilas rel seperti yang kerap terdengar dari kabin kereta biasa.
Hanya beberapa menit, saya melihat panel informasi di langit-langit kabin: kereta ini berjalan dengan kecepatan 250 km per jam, masih di bawah kecepatan tertingginya yang disebutkan bisa 350 km per jam. Pemandangan yang berarak di jendela bisalah dibayangkan: hamparan gurun, bukit-bukit batu, permukiman kecil, lalu masuk ke Jeddah hanya dalam 27 menit, lalu terus ke Madinah, tujuan akhir perjalanan kami, juga perhentian akhir Al Haramain Express.
Inilah kereta paling cepat di Timur Tengah dan juga paling lama dinanti-nanti keberadaannya di Arab Saudi. Maklum, dalam suasana normal, jalur darat dan udara Makkah-Madinah selama ini begitu padat dengan orang-orang yang bepergian, terutama jamaah umroh dari seluruh dunia yang diperkirakan sampai 3 - 5 juta orang pertahun.
Selama ini jalur sepanjang 444 km Makkah-Madinah dilayani dengan bis-bis besar selama kurang lebih enam jam perjalanan. Dengan kereta, perjalanan lebih efisien dan cepat -- hanya dua jam -- dan bisa mengangkut 60 juta penumpang setiap tahun atau 166.000 penumpang setiap hari.
Kereta ini dibangun tahun 2009 dan dinyatakan selesai pada 25 September 2018. Kereta cepat Al Haramain Express dibangun oleh konsorsium yang melibatkan banyak perusahaan dunia seperti perusahaan Talgo dari Spanyol, Bouygues dari Prancis, hingga China Railway Construction Corporation (CRCC) dari China yang juga membangun kereta cepat Jakarta-Bandung. Dan tentu saja perusahaan-perusahaan konstruksi Arab Saudi sendiri.
Stasiun-stasiunnya yang megah di Makkah, Madinah, dan Jeddah dibangun oleh perusahaan dari Arab Saudi sendiri seperti Bin Ladin dan perusahaan Turki, Yapi Merkezi.
Begitulah. Saya tiba di Madinah menjelang dhuhur. Baru beberapa hari kota ini mulai dibuka untuk pengunjung dari luar Arab Saudi. Saya hanya mampir beberapa jam lamanya di kota tempat jazad Baginda Nabi Muhammad SAW bersemayam, sebelum kembali Makkah sore nanti, lagi-lagi dengan kereta cepat ini.
Salam bagimu ya Rasulullah. Salam untukmu ya HabibalLah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews