Jalur Gaza

Gaza jadi rebutan antara orang Palestina sendiri. Hamas dan Fatah berebut pengaruh di Gaza, mereka saling serang dan saling bunuh.

Rabu, 27 Maret 2019 | 12:01 WIB
0
566
Jalur Gaza
Kehancuran di Jalur Gaza (Foto: Suara Palestina)

Gaza adalah satu bagian wilayah yang kini menjadi wilayah Palestina. Dalam proposal UN Partition yang membagi wilayah bekas Mandate Palestine menjadi 2 negara, yaitu negara untuk Arab dan Yahudi, Gaza dan Tepi Barat adalah bagian dari wilayah yang diperuntukkan untuk negara Arab. Itu masih ditambah lagi dengan Acre di bagian utara.

Proposal PBB itu ditolak oleh negara-negara Arab. Mereka tidak ingin ada negara Yahudi di wilayah itu. Orang-orang Yahudi menerima proposal itu. Karena penolakan Arab tadi, orang-orang Yahudi secara sepihak memproklamirkan berdirinya Israel pada 14 Mei 1948.

Sebagai reaksi atas proklamasi itu, Mesir, Yordania, Syiria, dan Irak menyerang dan mengeroyok Israel. Perang yang bertujuan menghancurkan Israel itu dimenangkan oleh Israel.

Meski sempat kehilangan wilayah di saat awal perang, Israel bisa memukul balik, dan mengusir para penyerangnya. Akibatnya, setelah perang itu Israel menduduki 60% wilayah yang tadinya diperuntukkan bagi Arab.

Wilayah Acre sepenuhnya dikuasai Israel. Tepi Barat dikuasai Israel sebagian, sedangkan sebagian lain dikuasai Yordania. Mesir menguasai Jalur Gaza, tapi hanya sebagian saja. Sebagian besar wilayah di sekitar Gaza dikuasai oleh Israel.

Perang berlangsung beberapa kali setelah itu. Pasca Perang 6 Hari tahun 1967, Israel menguasai Gaza. Wilayah itu terus berada di bawah kontrol Israel hingga perundingan Oslo tahun 1994. Dalam perundingan itu Israel setuju untuk melepaskan Gaza. Realisasinya baru terjadi tahun 2005. Israel mundur secara total dari situ.

Setelah itu Gaza jadi rebutan antara orang Palestina sendiri. Hamas dan Fatah berebut pengaruh di Gaza, mereka saling serang dan saling bunuh. Persaingan dimenangkan oleh Hamas. Fatah menarik diri dari Gaza, dan berkonsentrasi di Tepi Barat.

Gaza diblokade Israel, dengan alasan untuk melindungi diri mereka sendiri. Hamas tidak berhenti menggempur Israel dengan roket, dan apa saja yang mereka miliki. Kalau itu terjadi maka Israel akan menggembur balik sebagai balasan.

Dunia terus disuguhi kekonyolan itu. Hamas menyerang Israel dengan senjata seadanya. Lalu Israel membalas dengan dahsyat. Di berbagai tempat di dunia orang-orang mengutuk Israel. Tapi hanya sebentar saja. Orang-orang lalu sibuk dengan diri mereka sendiri.

Hamas juga tak punya cukup banyak roket untuk menyerang Israel. Maka kabar dari wilayah itu sepi kembali. Nanti kalau sudah punya roket lagi, Hamas akan kembali menyerang.

Gaza ibarat makhluk lemah yang diinjak oleh Israel. Setiap kali Israel mengendorkan injakan, Gaza menggeliat untuk menggigit, berusaha membunuh Israel. Maka Israel kembali menginjak dengan keras, membuat Gaza menjerit. Korban selalu jatuh, setiap kali Hamas menyerang dari Gaza, juga pada setiap pembalasan Israel.

Sampai kapan? Tidak ada yang bisa menjawab.

***