Al-Zawahiri, Tokoh Sentral Al-Qaeda Tewas Diserang Drone Rudal AS

Al Qaeda tetap anti AS, dan tetap menginginkan Indonesia menjadi negara khilafah. Kematian Zawahiri sedikit banyak memengaruhi simpatisannya di Indonesia

Rabu, 3 Agustus 2022 | 12:29 WIB
0
139
Al-Zawahiri, Tokoh Sentral Al-Qaeda Tewas Diserang Drone Rudal AS
Ayman dan Osama (Foto: langit7.id)

Presiden AS Joe Biden pada hari Senin mengumumkan Senin (1/8/2022) malam, bahwa Ayman Al-Zawahiri pimpinan Al Qaeda pengganti Osama bin- Laden telah tewas di serang rudal drones di kota Kabul 

Para pejabat AS, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Zawahiri tewas ketika dia muncul di balkon rumah persembunyiannya di ibukota Afghanistan pada hari Minggu (31/7/2022) pukul 06:18 (0148 GMT). Zawahiri terkena rudal Hellfire dari pesawat tak berawak AS itu. 

Dia dituduh pemerintah Amerika Serikat atas perannya dalam pemboman kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada 7 Agustus 1998 yang menewaskan 224 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya, membantu mengoordinasikan serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat yang menewaskan hampir 3.000 orang. 

Kepala Zawahiri dihargai pemerintah AS sebesar US $25 juta oleh pemerintah AS. Setelah Osama bin Laden tewas pada 2011, dimana US Navy SEALs menembaknya di Pakistan pada 2011, Zawahiri kemudian menggantikannya sebagai pemimpin Al Qaeda. 

Karena Zawahiri bersembunyi di Afghanistan setelah Taliban menang, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan Taliban telah "sangat melanggar" Perjanjian Doha antara kedua belah pihak dengan menampung dan melindungi Zawahiri. 

Bagaimana pengaruh tewasnya Zawahiri ke Indonesia? Di Indonesia masih terdapat sel-sel tidur kelompok teroris, baik Al Qaeda maupun ISIS, dimana kelompok Al Qaeda mencoba membangun peran kearah legislatif, sementara ISIS tetap menggunakan jalan radikal keras menyerang siapapun yang dianggap thogut.

Al Qaeda tetap anti AS, dan tetap menginginkan Indonesia menjadi negara khilafah. Kematian Zawahiri sedikit banyak memengaruhi simpatisannya di Indonesia.

Sementara, ISIS mereda karena pimpinan ISIS Aman Abdurahman kini di penjara dan sudah dijatuhi hukuman mati.

Walau aparat intelijen dan Densus 88 terus memburu teroris, kita harus tetap waspada tehadap kemungkinan munculnya kembali serangan teror.

Kemelut kasus tewasnya Brigadir Yosua yang menjadi isu besar publik jangan membuat Polri lengah, perlu diingat, inisiatif di tangan teroris, jadi jangan sampai aparat keamanan kecolongan. 

Marsda Purn Prayitno W.Ramelan, Pengamat intelijen. 

Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier.