Taliban bisa lebih baik dari Hizbullah dkk kalau mereka mau lebih persuasif dan akomodatif dengan tetap bisa mempertahankan izzah dan nonkomprimistis dengan lawan lawannya.
Sebagai muslim, tentu kita senang saudara muslim kita dari Afghanistan mengunjungi Indonesia.
Walaupun kedatangan delegasi Taliban di Indonesia kemarin bukanlah kunjungan resmi, unofficial visit.
Walaupun tidak resmi, kunjungan ini dipimpin langsung oleh Mullah Baradar, wakil pemimpin Taliban secara resmi. Jubir yang dibawa juga adalah jubir resmi Taliban sejak kurang lebih 8 tahun terakhir Zabinhullah Mujaheed.
Kunjungan ini sifatnya silaturrahim dan seremonial sebagai tindak lanjut pembicaraan tidak resmi antara Mullah Baradar dan Menlu RI Retno Marsudi di Doha, Qatar kalau gak salah tahun lalu.
Kunjungan ini tidak ada kaitannya dengan pemerintah resmi Afghanistan dibawah Ashraf Ghani, makanya kunjungan ini tidak didampingi oleh dubes Afghanistan untuk Indonesia.
Ada beberapa faktor kenapa Taliban berkunjung ke Indonesia.
1. Ke depan mungkin peran Taliban akan semakin besar dalam panggung politik nasional Afghanistan, Taliban sedang menjajaki kerjasama dengan berbagai negara.
2. Peran pemerintah resmi Afghanistan sekarang semakin melemah akibat rencana AS yang akan keluar secara penuh dari Afghanistan.
3. Pemerintah resmi aAfghanistan juga telah kehilangan legitimasi di depan rakyat akibat terlalu rapuh dan terlalu lemah dalam mengelola negara.
4. Pemerintah Afghanistan juga kehilangan kepercayaan dari sekutu AS karena korupsi yang sangat merajalela di dalam rezim Ashraf Ghani bahkan sejak rezim Hamid Karzai.
5. Kunjungan ini untuk menjajaki hubungan diplomatik tingkat awal yang memang sangat susah didapatkan oleh Taliban mengingat Taliban masih di black list oleh berbagai negara.
6. Walaupun AS menarik diri secara total dari Afghanistan, dan pemerintah resminya sangat lemah tanpa AS, namun tidak akan mudah juga bagi Taliban berkuasa kembali di sana jika mereka masih memakai langkah langkah konfrontatif bersenjata.
7. Kalau Taliban mau masuk ke kekuasaan nasional dan mau berkuasa secara legal formal disana, maka Taliban harus mau meniru cara cara Hizbullan lebanon yang membentuk partai politik dan berpartisipasi dalam pemilu, hanya itu satu satunya cara Taliban berkuasa. Tergantung taliban apa mau membentuk partai atau tidak.
8. Kalau saja taliban membentuk partai politik lalu meninggalkan sikap konfrontatif bersenjata, maka sangat mungkin dalam pemilu pertama mereka, mereka akan mrnang mutlak dan akan bisa menyisihkan pemerintahan Ashraf Ghani.
9. Atau Taliban bisa belajar dari langkah Hizbullah Lebanon dan membentuk dua front perlawanan. Front pertama tetap memprtahankan senjata di wilayah wilayah basis Taliban, dan front kedua fokus perjuangan politik di ibukota Kabul.
Hizbullah lebanon juga melakukan hal yang sama, fokus senjata di wilayah lembah beka, dan fokus politik dengan menurunkan kader politik terbaiknya untuk bertarung di Beirut.
10. Taliban sangat mungkin melakukan transformasi sikap ini mengingat inilah timing yang tepat buat mereka menguasai Afghanistan kembali dengan cara cara yang lebih elegan dan terhormat dan win win solution.
Semua ini perlu dipertimbangkan oleh taliban agar mereka bisa kembali ke tampuk kekuasaa ke depannya, karena kalau Taliban berhasil masuk ke pusat kekuasaan dengan paradigma baru, ini bukan saja kerugian dipihak AS, tapi juga sebuah kemenangan untuk seluruh pergerakan islam wilayah timur tengah khususnya.
Karena apapun ceritanya, dengan kekuatan yang masih terbatas, Taliban perlu bernegosiasi ulang dengan semua pihak agar mereka bisa mencapai tujuan ke puncak kekuasaan Afghanistan kembali.
Karena apapun ceritanya, mempertahankan perlawanan lewat senjata total tidak akan membuahkan hasil besar saat ini.
Dan ini juga akan menyulitkan negara islam moderat model Turki, Qatar, dkk untuk mensupport taliban kalau mereka tetap ngotot dengan senjata murni. Karena negara model Qatar dan Turki hanya akan membantu jika jalurnya adalah jalur resmi partai model FJP mesir, Hamas Palestina dst.
Taliban bisa lebih baik dari Hizbullah dkk kalau mereka mau lebih persuasif dan akomodatif dengan tetap bisa mempertahankan izzah dan nonkomprimistis dengan lawan lawannya.
Tengku Zulkifli Usman,
Pengamat Politik Dunia Islam Internasional.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews