Muslim harus menghindari pikiran dangkal, emosi berlebihan, sikap heroik yang salah tempat. Dan pamer kebodohan atas nama perjuangan.
Dalam kunjungan Presiden Israel Beberapa hari lalu ke Turki, beberapa hal yang dibahas murni soal soal politik, kawasan, dan geopolitik.
Tapi di samping tema itu, Erdogan meminta kepada Presiden Israel Issac Herzog agar Israel mengendorkan sikapnya terhadap jalur Gaza.
Erdogan juga meminta Presiden Israel bekerja lebih baik dalam berurusan dengan dunia Islam khususnya Palestina.
Erdogan meminta Israel melonggarkan semua hak-hak warga Palestina di bulan Ramadhan nanti dan bisa bebas solat di mesjid Al aqso.
Erdogan juga meminta Israel untuk melonggarkan aktivitas LSM asing yang membantu Palestina tanpa mengganggu mereka dalam menyalurkan bantuan ke Gaza.
Juga memperbolehkan warga Palestina bebas bepergian di bulan Ramadhan terutama nanti saat merayakan Idul Fitri.
Lebih lengkapnya soal kunjungan Presiden Israel ke Turki, terutama soal soal yang berkaitan dengan Geopolitik Turki dan kawasan. Akan saya bahas selanjutnya nanti InsyaAllah jika ada waktu yang tepat.
Yang jelas, menilai sebuah Geopolitik dan perimbangan kekuatan dunia di era baru ini tidak bisa modal emosi, modal heroik, apalagi modal dengkul.
Sikap terlalu cepat memvonis Erdogan dan Turki dengan vonis buruk segala macam karena Turki menerima kunjungan Israel kemarin adalah sikap gegabah yang hanya mengandalkan emosi bukan analisa dan fakta dari dekat.
Muslim harus menghindari pikiran dangkal, emosi berlebihan, sikap heroik yang salah tempat. Dan pamer kebodohan atas nama perjuangan.
God bless Erdogan and Turkiye as always.
Tengku Zulkifli Usman
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews