Para Pensiunan Presiden Amerika Serikat

Para mantan Presiden AS memberi keleluasaan kepada para penerusnya menjalankan pemerintahan, sekaligus memberi kepercayaan penuh dengan menghormati tanpa menyinyirinya.

Minggu, 1 Agustus 2021 | 08:44 WIB
1
233
Para Pensiunan Presiden Amerika Serikat
Para mantan Presiden AS (Foto: Facebook.com)

Ada ketentuan tidak tertulis yang seolah-olah jadi "konstitusi" tersendiri, bahwa para mantan Presiden Amerika Serikat tidak boleh menyinyiri Presiden yang sedang menjabat.

Ketentuan ini dipegang dengan penuh etika dan kesadaran bahwa setiap pernyataan yang berbau kontroversi akan menjadi pembicaraan publik yang kurang kondusif dan karenanya lebih baik diam daripada mengacaukan situasi, apalagi memanaskan suasana yang sedang adem.

Bahkan seorang Donald Trump yang sebelumnya doyan berkicau di medsos, akhirnya tahu diri juga untuk tidak pernah terdengar menyinyiri penggantinya, Joe Biden.

Meski demikian, para mantan Presiden tidak dilarang terus aktif bekerja demi kepentingan warga seperti aktif di yayasan sosial, memberi kuliah, ceramah, menulis buku atau aktivitas lainnya seperti berlibur, memancing, berkebun atau main catur.

Mengapa para mantan Presiden AS diminta untuk menahan diri agar tidak nyinyir dan masuk ke palagan polemik secara terbuka di depan publik?

Bukan karena menegasikan kebebasan berbicara yang ditabalkan dalam konstitusi, lebih karena menjalankan etika politik santun dalam arti sesungguhnya, bukan santun yang artifisial.

Selain itu, para mantan Presiden AS memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada para penerusnya (Presiden berkuasa) menjalankan pemerintahan dan kebijakannya, sekaligus memberi kepercayaan penuh dengan menghormati tanpa menyinyirinya.

Lain AS lain Uganda di Afrika, mantan Presiden Uganda Prof. Yusuf Kironde Lule sangat gemar menyinyiri Presiden penggantinya, bahkan untuk hal-hal yang "ecek-ecek". Konon ia harus mencitrakan Presiden penggantinya sebagai "gagal" dengan terus-menerus mengglorifikasikan keberhasilan yang pernah dirasakannya, minimal dirasakan sendiri olehnya.

***