Eli Cohen

Eli cohen master spy zionis yang hampir saja diangkat menjadi menteri pertahanan suriah era Presiden Hafedz al Assad karena kepiawaiannya dalam menyusup ke rezim suriah.

Selasa, 31 Desember 2019 | 14:45 WIB
0
441
Eli Cohen
Eli Cohen (Foto: aawsat.com)

Apakah susah mencetak seorang prajurit kopassus? Iya susah. Butuh waktu dan tenaga juga dana besar.

Apakah susah mendidik seorang pilot pesawat tempur? Iya sulit. butuh jam terbang tinggi untuk latihan, dan pendidikan yang panjang dll.

Apakah sulit melatih seorang agen mata mata intelijen kelas atas? Iya sangat susah. Butuh latihan, penugasan yang beresiko nyawa dst.

Segala sesuatu yang ingin kita hasilkan agar berkualitas, maka butuh proses panjang dan butuh sumber daya besar.

Begitu juga seorang politisi, kalau kita ingin mencetak seorang politisi dan negarawan besar, maka butuh keuletan berproses dan kesabaran, butuh belajar sampai matang.

Kalau ada politisi yang berpolitik hanya untuk main main, untuk sekedar jadi caleg, prestisius jabatan 5 tahunan dst. Namun tidak mau capek berproses dan malas dalam belajar meningkatkan kapasitas dirinya secara serius.

Maka tipikal politisi begini sudah menjamur di negeri ini, hasilnya, politisi begini hanya akan menambah penderitaan rakyat.

Agen mata mata nomor wahid israel Eli Cohen yang dilatih dengan proses panjang dan dengan biaya sangat besar.

Eli cohen master spy zionis yang hampir saja diangkat menjadi menteri pertahanan suriah era Presiden Hafedz al Assad karena kepiawaiannya dalam menyusup ke rezim suriah.

Eli cohen akhirnya ketahuan sebagai mata mata zionis lalu pemerintah suriah menghukum gantung dirinya di suriah tahun 1965. Dan jenazahnya ditolak suriah untuk dibawa pulang ke israel.

Pelajarannya sederhana: kualitas selalu berbanding lurus dengan proses dan hasil tidak akan pernah menghianati proses. Mau kualitas? Berproses lah dengan serius. Jangan mau hasil karbitan.

***