Mustafa Kemal Pasha, Pahlawan Turki yang Dibenci Pendukung Khilafah

Senin, 11 Februari 2019 | 19:01 WIB
1
806
Mustafa Kemal Pasha, Pahlawan Turki yang Dibenci Pendukung Khilafah
Mustafa Kamal Attaturk (Foto: Dakta.com)

Siapa orang yang paling dibenci dan difitnah oleh para pengusung khilafah? Namanya Mustafa Kemal Pasha yang mendapat gelar Ataturk.

Ya, dia adalah Bapaknya orang Turki (Attaturk). Dia dianggap sebagai Bapaknya Orang Turki karena dialah pendiri dan sekaligus presiden pertama Republik Turki. Dia adalah pahlawan yang memerdekakan Turki dari penjajahan.
Lalu mengapa ia dibenci oleh para pendukung khilafah?

Karena ialah yang dianggap mengakhiri riwayat sistem kekhilafahan Islam terakhir pada tahun 1921 dan menjadikan Turki sebagai negara sekuler sampai hari ini. Bagi para pendukung khilafah Kemal Pasha ini adalah orang yang paling bersalah yang mengakhiri zaman kekhilafahan Islam.

Bagaimana ceritanya?

Pada Perang Dunia I Kesultanan Utsmaniyah, yang dianggap sebagai kekhilafahan Islam terakhir di dunia, terjun ikut perang dan berada di pihak Jerman melawan Sekutu. Pihak Jerman dan Kesultanan Utsmaniyah akhirnya kalah dan menyerah pada Sekutu.

Pada saat perang tersebut Kemal adalah tentara perwira yang kemudian diangkat menjadi panglima dari semua pasukan yang berada di Turki Selatan. Pada 1915, Mustafa berperan besar dalam membantu menghentikan Inggris dan Perancis menguasai Istanbul. Dia pun dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal. Pada Oktober 1918 perang berakhir dengan kekalahan Jerman dan Kesultanan Utsmaniyah menyerah kepada Sekutu.

Mustafa Kemal diperintahkan untuk menyerah pada Sekutu tapi ia menolak. Mustafa Kemal memilih memberontak bersama pasukannya. Kemal tidak sudi menyerahkan Turki pada pihak Sekutu dan memilih untuk memberontak mempertahankan wilayahnya. Rakyat dan Kemal berniat untuk menyingkirkan kekuasaan Sultan dengan membuat pemerintahan tandingan di Anatolia.

Pembentukan pemerintahan tandingan ini tidak lain karena kebijakan Sultan telah bertentangan dengan kepentingan Nasional Turki dan Sultan telah menjadi boneka Sekutu yang otomatis kebijakannya adalah pencitraan dari kebijakan Sekutu atas Turki.

Mustafa Kemal menjadi salah seorang pemimpin partai yang memilih untuk mempertahankan wilayah yang lebih kurang sama dengan yang dikuasai oleh Turki sekarang. Berkat perlawanannya akhirnya banyak gerakan-gerakan lain yang muncul atas inisiasi rakyat untuk menggempur dan mengusir Sekutu dari wilayah Turki. Kemal menghimpun dan menyuruh rakyat untuk melawan pendudukan.

Pada Juni 1919 ia dan teman-teman dekatnya mengeluarkan Deklarasi Amasya yang menggambarkan mengapa wewenang Istanbul tidak sah. Para perwira Turki Muda secara politis mempromosikan gagasan bahwa pemerintahan di pengasingan harus dibentuk di suatu tempat di Anatolia. Perintah Istanbul untuk menghukum mati Kemal datang terlambat.

Sebuah parlemen baru, Dewan Agung Nasional, sebuah pemerintahan darurat berhasil dibentuk di Ankara pada April 1920. Akhirnya pasukan yang dipimpin oleh Kemal dan dibantu oleh gerakan-gerakan rakyat berhasil mengusir Sekutu dari Turki.

Pada tahun 1921 Kesultanan Utsmaniyah secara resmi dihapuskan dan pada tahun 1923 Turki menjadi Republik Sekuler dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya. Ia kemudian mendirikan rejim satu partai yang hampir tidak terinterupsi hingga tahun 1945.

Mustafa Kemal kemudian memulai program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik untuk memodernisasi Turki. Perubahan perubahannya termasuk emansipasi untuk perempuan, penghapusan seluruh Institusi Islam dan pengenalan pada kode hukum Barat, pakaian, kalender, serta alfabet, mengganti seluruh huruf Arab dengan huruf Latin. Untuk kebijakan luar negeri ia memilih netral dengan menjalin hubungan baik dengan negara tentangga.

Mustafa Kemal Pasha adalah pahlawan kemerdekaan Turki yang sangat diagungkan dan dimuliakan oleh rakyat Turki. Kalau Anda pernah ke Turki Anda bisa melihat musoleumnya yang sangat megah. Tak ada pahlawan Turki yang lebih dielu-elukan ketimbang Mustafa Kemal Pasha yang diberi gelar Bapak Turki (Ataturk) ini.

Tapi oleh para pendukung khilafah Mustafa Kemal Pasha ini justru dicacimaki dan dianggap sebagai pengkhianat Islam. Bahkan ada yang menuduhnya sebagai orang Yahudi yang menyamar muslim. Kalau orang-orang ini menulis seperti ini di Turki maka insya Allah orang-orang ini akan dihukum dengan sangat keras karena menghina pahlawan mereka. Tapi kalau di Indonesia kan mereka bebas menyemburkan racun apa saja. Lha wong presidennya sendiri saja difitnah kok. 

Berikut ini sebuah kisah yang diceritakan oleh orang Turki sendiri.

“Saya akan menceritakan sebuah kisah tentang Atatürk yang saya baca, diceritakan oleh Profesor Sadi Irmak. Dia adalah seorang mahasiswa di Universitas Istanbul pada waktu itu. Suatu hari ia membaca ada seleksi pertukaran pelajar di universitasnya yang akan mengirim siswa ke Eropa."

Dia berpikir, “Mengapa ada program semacam ini? Kok seperti tidak melihat keadaan negara kita saat ini. Kami berada dalam masa setelah perang, dan kami baru saja menyetujui ketentuan Perjanjian Lausanne. Dalam situasi ini dianggap mewah untuk mengirim siswa ke Eropa."

Tapi dia memutuskan untuk mendaftar. 150 siswa mengikuti seleksi dan dia berada di 11 yang diterima. Ataturk memutuskan untuk mengirimnya ke Berlin.

Ketika tiba saatnya untuk pergi, di stasiun kereta ia tidak yakin apakah ia harus pergi atau tidak. “Haruskah saya tinggal di sini? Apakah mereka akan memperhatikan saya? Apakah mereka akan mengirim saya uang nanti di perantauan?" Dia khawatir negaranya yang masih sangat kacau akan menelantarkannya.

Dan pada saat dia memutuskan untuk tidak pergi, seorang tukang pos meneriakkan namanya mencari dia untuk mengiriminya surat dari Atatürk.

Dalam surat itu Atatürk menulis;

"Aku mengirimmu ke sana sebagai percikan api, kau harus kembali padaku sebagai nyala api yang berkobar-kobar." Surat itu ditandatangani sendiri oleh Mustafa Kemal Pasha. Setelah membaca surat ini, dia sangat malu dengan apa yang dia pikirkan sebelumnya.

Dia berkata, “Bagaimana mungkin saya tidak pergi sekarang? Bagaimana saya bisa menjadi orang yang lebih baik untuk negara saya? "

“Coba pikirkan, dia bisa sekedar menunjukkan empati pada apa yang dirasakan 11 siswa itu tapi Ataturk memilih mengirimi mereka surat pribadi yang sesuai bagi setiap siswa. Itu membuat saya bertekad bahwa saya harus mengabdikan hidup saya ke negara ini. Bahkan jika perlu mengorbankan diri saya sendiri, ” katanya.

Dan berangkatlah dia pergi ke Berlin. Ia menjadi sangat sukses dan kembali ke negara itu sebagai nyala api yang berkobar-kobar. Dia kemudian mendirikan "Beşeri Physiology Instituiton" dan belakangan menjabat sebagai Perdana Menteri.

Ketika ditanya siapa dia, dia berkata; "Siapa saya? Saya hanya seorang ilmuwan yang dibuat oleh sebuah surat telegraf dua baris.” 

Seorang pemimpin hebat memang bisa menginspirasi pemimpin hebat lainnya hanya dengan kata-katanya. Dan tentu saja Mustafa Kemal Ataturk adalah pemimpin dunia yang hebat. Dan itu baru akan Anda sadari jika Anda datang sendiri dan mengunjungi Turki dan mendatangi mauseloumnya yang luar biasa tersebut di Ankara. 

***

Surabaya, 11 Februari 2018