DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) gelar kegiatan menggali apa dan bagaimana karya perempuan minahasa terutama untuk bangsa dan negara.
Prestasi dan peran perempuan Minahasa (manado) sudah ada sejak sebelum zaman kemerdekaan sampai sekarang. Sebagai contoh, dokter wanita Indonesia pertama ialah dr. Marie E. Thomas sedangkan kedua, dr. Anna Adeline Karamoy Warouw. Mereka adalah orang Minahasa. Ditambah yang masih hangat saat ini, salah satu peraih medali emas cabang bulu tangkis di Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii. Dia adalah atlet asli minahasa.
"Gadis Minahasa (pada masa kolonial) menerima pendididikan yang sama dengan pemuda Minahasa. Dengan demikian peradaban Barat meresap masuk ke kalangan perempuan Minahasa." Pidato Nona Stientje Adam, "Kedudukan Perempuan Manado", di Kongres Pemuda Indonesia, Sabtu (1/05/1926).
Wanita Minahasa tidak perlu dipertanyakan mengenai prestasi mereka didukung dengan kultur kesetaraan gender. Sayang, dibandingkan prestasi lebih banyak orang mengenal perempuan Manado akan kelebihan fisik mereka. Hal ini merupakan perundungan untuk mereka. DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) mencoba menghilangkan pandangan buruk ini. Salah satu caranya dengan menyelenggarakan acara bincang-bincang.
Kegiatan ini dilaksanakan Minggu (22/08/2021) pukul 16.30 WIB dengan tema “Karya Perempuan Minahasa bagi Bangsa Indonesia”. Talkshow bernama Kawanua Bacarita ditayangkan secara langsung di kanal YouTube Kerukunan Keluarga Kawanua DPP-KKK, dimana mereka menampilkan para perempuan Minahasa hebat sebagai narasumber.
DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) gelar kegiatan menggali apa dan bagaimana karya perempuan minahasa terutama untuk bangsa dan negara. Acara ini mempunyai tujuan untuk mengangkat dan menegaskan peran dan karya perempuan minahasa bagi bangsa Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan moderator Pdt. Deety Berke Treisje Mambo, S. Th., sekaligus dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI ke-76 tahun.
Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua Dr. Ronny F. Sompie, S. H., M. H., dalam sambutannya berkata, “Kita perlu mengangkat prestasi-prestasi hebat wanita asal minahasa dalam ruang diskusi seperti ini. Kemudian diseminasikan ke media massa dan media sosial di tanah air agar dikenal oleh para generasi muda terutama generasi muda tou minahasa.”
“Tentu bukan untuk membangun sikap kesombongan tetapi untuk membangun semangat berprestasi dan semangat bersaing secara positif dengan sesama anak bangsa di tanah air juga dengan SDM negara lainnya.” jelas pria berinisial RFS ini.
Sebelumnya mantan Dirjen Imigrasi tersebut mengucapkan terima kasih Pdt. Treisje L. Mambo, sebagai moderator serta Ketua Departemen Kebudayaan DPP KKK, sekaligus penggagas acara ini bersama tim, juga kepada MC acara tersebut, Louis Tangel, Miss Tourism Indonesia tahun 2016.
Ronny Sompie melanjutkan mengucapkan terima kasih kepada 3 nara sumber, yaitu Sonya Helen Sinombor, SH, Wartawan Senior Kompas juga Ketua Jala UNSRAT Jabodetabek, lalu Pdt. Dr. Marhaeni Mawuntu, STh, M.Si. Dosen UKIT Tomohon. Serta narasumber ketiga, Dr. Agustina Ivonne Poli, M.si Dosen UNCEN Jayapura. Serta kepada seluruh pihak yang ikut serta baik secara langsung atau pun hanya sebagai penonton.
Moderator acara membacakan sedikit biografi dari narsum pertama, Dr Agustina Ivonne Poli, M.Si,. Ivonne Polii sekarang menjabat sebagai Ketua Program Studi S2 Magister Antropologi Uncen Jayapura, Koordinator Bidang Pengabdian Masyarakat pada Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Uncen Jayapura, Pengurus Pusat Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI ) sebagai Koordinator Wilayah III (Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara).
Selain itu Dr. Agustina ini menyandang beberapa jabatan organisasi kemasyarakatan, antara lain Ketua Ikatan Perempuan Kawanua (IPK) Kota Jayapura, dan Ketua III Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) Kota Jayapura.
Nara sumber kedua, Pdt. Marhaeni Luciana Mawuntu, S.Th. adalah Pendeta GMIM yang ditempatkan sebagai dosen Fakultas Teologi UKI Tomohon (1997 s.d. sekarang). Beliau pernah bertugas sebagai Kepala Departemen Oikumene Sinode GMIM juga menjabat sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teologi UKI Tomohon.
Selain itu Pdt. wanita ini adalah Ketua Lembaga Pendampingan Perempuan dan Anak TeLu SULUT sekaligus Aktivis Gerakan Perempuan Sulut. Tidak hanya berhenti di sini, Pdt. Marhaeni juga telah menerbitkan beberapa buku dan tulisan.
Sedangkan yang terakhir ialah Sonya Helen Sinombor, SH,. Wanita berperawakan mungil berisi namun lincah ini adalah wartawan senior Kompas juga menjabat sebagai Kepala Biro/Perwakilan Kompas Jawa Tengah, Wakil Kepala Desk Ekonomi, Wakil Kepala Desk Istana/Polhukam, Wartawan Utama di Desk Humaniora (khusus isu perempuan, anak, disabilitas dan kelompok minoritas).
Sosok kritis tersebut mempunyai pengalaman meliput berbagai isu dalam negeri di seluruh daerah Indonesia, kegiatan internasional di manca negara (lebih dari 30 negara). Termasuk mengikuti Kunjungan Kenegaraan dan Konferensi Internasional yang diikuti Presiden/Wapres.
Saat ini Sonya aktif menulis berita berita bertema perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok rentan/minoritas. Khusus bertema sensitif seperti perlindungan perempuan dan anak, pencegahan perkawinan anak, perlindungan disabilitas, perempuan (buruh, adat, disabiltas, petani, nelayan, dll), serta mengawal RUU Penghapusan dan Kekerasan Seksual serta RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.
Selain nara sumber memberikan paparan ada pula tim penanggap untuk sesi diskusi dan refleksi, yaitu sbb:
1.Dr. Charletty Choesyana Taulu, M.Si.
Penasihat DPP KKK.
Putri Pejuang Merah Putih 14 Pebruari 1946 – Ch. Ch. Taulu.
2. Els Montolalu, Ketua Keluarga Pertiwi Wenang/Anak-Anak Purna TNI-Polri asal Sulut.
3. Pengusaha Kuliner Khas Minahasa “Beautika” Sofie Mulyapatera Eman.
4. Ketua Bidang Sosial DPP KKK Vera Tontey Sanger
Selanjutnya narasi kultural Perempuan Minahasa untuk Indonesia dibawakan oleh Ketua Bidang Ekraf DPP KKK Moudy Lintuuran, diikuti ucapan terima kasih mewakili DPP KKK dibawakan oleh Ketua Bidang PPPA, Nova Rumondor. Sebelumnya pada awal acara doa pembukaan dipimpin oleh Debby Deborah Watuliu Dumais dan doa penutup oleh Pdt. Dabby L. Rombot. Serta kata pengantar diberikan oleh Waketum III Pdt. Audy Wuisang, S.Th., M.Si. dan penanggap khusus oleh Dr. Roy Decky Tamaweol, Th. M.
Tampak antusiasiasme peserta yang hadir dalam acara berdurasi 2 jam 39 menit ini melalui APK Zoom, ditambah yang mengikuti siaran langsung. Untuk lebih jelasnya silahkan menonton melalui kanal Kerukunan Keluarga Kawanua DPP-KKK.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews