Lab di Guangdong itu satu minggu bisa memproduksi 10 juta nyamuk jantan mandul. Diperlukan lima bulan untuk menghasilkan 200 juta nyamuk mandul untuk dua pulau itu.
Sesekali bicara soal nyamuk. Nyamuk beneran.
Biar pun demo di Hongkong belum juga berhenti. Tiap hari. Sejak entah kapan itu. Bahkan Minggu lusa disiapkan yang terbesar lagi.
Juga biar pun Trump masih tetap menarik. Dengan perang dagangnya, perang rasnya, dan perang dengan Irannya.
Pun biar Pakistan dan India bikin sejarah baru. Di perbatasan mereka.
Ups, biar pun dagang sapi lagi seru-serunya di sekitar monas. Sampai saling seruduk dan selentak.
Nyamuk tetap juga penting.
Terutama di kemarau seperti ini. Atau di musim panas di Amerika dan Eropa.
Yang kita bicarakan ini nyamuk Asia. Yang suka menyebarkan malaria (dulu) dan demam berdarah (sekarang).
Kini muncul secercah hope.
Teorinya sudah saya baca sepuluh tahun lalu.
Tapi praktek di lapangannya baru saya baca kemarin: bahwa teori itu betul. Bisa diterapkan: nyamuk bisa dibinasakan. Secara total. Dengan menerapkan teori itu.
Uji cobanya dilakukan di dua pulau kecil. Penduduknya 2.000 orang. Paling banyak penderita demam berdarahnya.
Dua pulau itu di dekat daratan Guangdong. Di selatan Hongkong.
Dua tahun lamanya uji coba itu dilakukan. Kini nyamuk di sana hilang sama sekali. Penduduk dua pulau itu sangat senang. Meski awalnya mereka skeptis. Itulah Pulau Sazhai dan Dadaosha.
Sengaja dipilih pulau kecil untuk mengukur keberhasilannya. Letaknya juga agak jauh dari daratan. Agar tidak ada nyamuk baru yang migrasi.
Selama dua tahun itu 200 juta nyamuk baru dimasukkan ke kedua pulau tersebut. Semuanya laki-laki, ups, jantan. Yang sudah dikebiri. Dalam arti sudah dimandulkan. Ilmu pengetahuan sudah bisa memproduksi nyamuk baru dalam kondisi mandul.
Nyamuk itulah yang jadi pacar nyamuk betina di pulau tersebut. Kepuasan seks si betina terpenuhi. Tapi tidak bisa melahirkan telur yang berisi.
Media di Tiongkok menyiarkan berita ini minggu lalu. Yang menjadi salah satu sumber tulisan ini. Sebagai penemuan penting para ilmuwan nyamuk. Dalam usaha memberantas penyakit demam berdarah.
Tidak hanya mandul.
Produksi nyamuk jantan baru itu juga memperhatikan unsur seksologis. Nyamuk baru itu dibuat lebih gagah. Lebih semok. Agar lebih diincar si benita.
Cara membuatnya lebih maskulin adalah: diberi makan gula. Di laboratorium itu disediakan gula. Yang ternyata disukai nyamuk.
Itulah sebabnya orang yang menderita gula-darah lebih banyak di gigit nyamuk. Demikian juga orang yang kadar gulanya lebih tinggi dari normal. Misalnya wanita yang lagi hamil. Yang gula dalam darahnya naik.
Dengan banyaknya jantan kopong lama-lama telur nyamuk berkurang. Akhirnya tidak ada pejantan baru yang lahir. Saat itulah nyamuk punah.
Teori seperti itu sudah lama saya baca. Tapi belum ada yang mencoba memproduksi nyamuk jantan secara besar-besaran. Juga belum ada yang menemukan bagaimana cara membuat nyamuk mandul. Pun belum ada yang mencoba menerapkan secara nyata di satu lokasi. Sampai berhasil.
Baru di Tiongkok inilah. Yang ilmuwannya bekerja sama dengan ilmuwan dari Michigan Amerika Serikat.
Selama uji coba, kapal yang mendekat ke pulau itu difumigasi. Khawatir ada nyamuk dari luar terbawa oleh kapal.
Kemampuan lab di Guangdong itu sendiri sudah jadi bukti. Tinggal menambah jumlah lab serupa. Dan memperbesarnya. Agar mampu melayani uji coba berikutnya: di satu pulau yang lebih besar.
Lab di Guangdong itu satu minggu bisa memproduksi 10 juta nyamuk jantan mandul. Diperlukan lima bulan untuk menghasilkan 200 juta nyamuk mandul untuk dua pulau itu.
Singapore tentu tertarik untuk menjadi satu-satunya negara bebas nyamuk di dunia. Dengan cara mengadopsi apa yang terjadi di Tiongkok.
Saya tahu. Sejak saya masih muda. Singapura sangat getol memberantas nyamuk. Sampai ada gerakan kebersihan besar-besaran di sana. Sekaligus dua anak cukup.
Bunyinya: Keep Singapore clean. Wash your hand. Mosquito free. Stop at two.
Gerakan itu berhasil untuk kebersihannya.
Gagal untuk pemberantasan nyamuknya.
Bahkan mulai ditemukan penyakit demam berdarah di Singapura. Yang tentu sangat menghebohkan. Begitu takut orang Singapura pada nyamuk.
Tidak terdengar lagi gerakan itu. Yang terdengar justru sindiran lucu. Kata-kata itu dibolak-balik. Lucu sekali. Menjadi begini bunyinya:
Keep mosquito clean. Stop at two, use your hand.
Dahlan Iskan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews