Di balik kesulitan ada kemudahan. Jangan cuma jadikan Covid sebagai cerita duka, tapi jadikan momentum transformasi.
Metro TV memberikan penghargaan kepada Syarif Hidayat sebagai People of the Year for Scientific Breakthrough against Pandemic Metro TV alias tokoh tahun ini di kategori terobosan ilmiah melawan pandemi.
Syarif adalah inisiator pembuatan ventilator portabel yang dibuat di Masjid Salman ITB, bekerjasama dengan ITB dan Unpad.
Masjid Salman itu gudangnya ilmuwan. Dari mulai ahli atom sampai ahli galaksi ada di sini. Syarif ini ahli petir sebetulnya. Kawan-kawan di Salman menjuluki dia Gundala Putra Petir.
Ventilator portabel buatan masjid Salman ini kemudian dinamai Vent-I akronim Ventilator Indonesia.
Berbulan-bulan tim Vent-I bekerja di Kompleks Masjid Salman yang kala itu sedang lockdown.
"Dari pada mati berdiri (karena ancaman Covid), lebih baik mati karena menghasilkan karya kemanusiaan," kata Syarif. Masjid ini termasuk yang paling awal terserang covid. Mahasiswa penghuni asrama dan karyawan terkena, bahkan ada yang wafat .
Maka kantin Salman pun disulap jadi bengkel. Aktivis lain membantu berburu donasi.
Done...miliaran dana terkumpul, lusinan Vent-I tercipta. Dari Salman, mesin ini disebar ke berbagai rumah sakit di Indonesia, termasuk rumah sakit milik yayasan-yayasan berbasis non muslim, seperti Borromeus dan lain-lain.
Religion is about humanity... dan virus tak kenal agama.
Akhirnya Panasonic melirik Vent-I.
Dunia serasa terbalik. Biasanya kita menjadi kulinya Jepang. Kini Perusahaan Jepang yang membuat barang hasil karya bangsa.
Doakan ya teman-teman, Syarif sedang membuat mesin cuci darah. Setelah itu dia mau bikin mesin MRI. Kita bisa kok! kata Syarif.
Kita nanti sebar alat-alat kesehatan ini sampai ke puskesmas terjauh dan terujung di seluruh tanah air. Supaya rakyat Indonesia mendapat layanan kesehatan. No one left behind! Karena menurut Islam, pada manusia ada hak tubuh yang harus ditunaikan.
Masjid Salman kini sedang menopang Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya bidang kesehatan. Bulan lalu WHO memberikan apresiasi kepada Salman karena menjadi sentra vaksin terbaik. Ribuan orang dengan berbagai latar belakang hadir di masjid asri ini. Salman juga sedang membangun rumah sakit di Soreang.
Di balik kesulitan ada kemudahan. Jangan cuma jadikan Covid sebagai cerita duka, tapi jadikan momentum transformasi.
Selamat untuk Syarif dan Masjid Salman.
Matahari membagi rata sinarnya tanpa kecuali, masjid pun seharusnya membagi manfaat untuk sekitarnya. Rahmatan lil alamin...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews