Mike Collins menyebutkan bahwa dia pernah menjadi manusia yang dia sebut berada di luar frame
Menarik melihat film ”Confession from Space Apollo” di saluran televisi berbayar Discovery. Film itu mengumpulkan beberapa astronot pesawat ruang angkasa Apollo, dan seorang penjelajah terkemuka.
Tahun 2019, film itu dibuat dalam rangka memperingati 50 tahun pendaratan manusia yang pertama di bulan, 20 Juli 1969. Dari Apollo 11 hadir Buzz Aldrin (astronot kedua yang berjalan di bulan) dan Michael Collins (astronot yang mengelilingi orbit bulan, yang bertugas mengantar Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mendarat di bulan dan membawanya kembali ke bumi).
Sayang Neil Armstrong, astronot pertama yang berjalan di bulan, telah meninggal dunia pada tahun 2012 sehingga tidak bisa dihadirkan. Kemudian ada Walter Cunningham (Apollo 7), Charles Duke (Apollo 16), Russel Schweickart (Apollo 9), Alfred Worden (Apollo 15), dan penjelajah Richard Garriott yang pernah menyelam ke titik terendah di bumi, di Palung Mariana.
Dalam film itu dikisahkan perjalanan proyek Apollo dari menjelang pendaratan di bulan, hingga mendarat di bulan, dan sampai proyek itu berakhir dengan Apollo 17.
Sebanyak 12 astronot pernah berjalan di bulan, masing-masing dari Apollo 11, 12, 14, 15, 16, dan 17.
Apollo 13 gagal sampai ke bulan karena mengalami kerusakan pada jarak 330.000 km dari bumi. Namun, awaknya, dengan bantuan kru di bumi, berhasil membawa Apollo 13 ke bumi.
Awalnya, saya tertarik ketika mengetahui bahwa kendaraan pertama yang dikemudikan di bulan, Lunar Roving Vehicle, yang dibawa Apollo 15, kecepatannya 17 kilometer per jam. Sama dengan kecepatan mobil pertama di bumi, Benz Patent Motorwagen yang dibuat Karl Benz pada tahun 1885, dan mendapatkan surat patennya pada tahun 1886.
Tapi setelah mendengar kata-kata Charlie Duke dan Mike Collins saya menjadi lebih tertarik lagi. Apalagi proyek Apollo itu dilangsungkan pada Perang Dingin, di mana waktu itu dunia terbagi menjadi dua, Barat dan Timur. Keduanya menganggap Barat dan Timur itu pasti akan dapat didamaikan.
Oleh karena ketika keduanya terbang ke luar angkasa, yang ditinggalkan adalah bumi yang utuh, bukan Eropa, Asia dan Amerika Utara.
Yang ingin mereka sampaikan adalah bumi adalah tempat kehidupan segenap umat manusia, dan semua umat manusia bertanggung jawab untuk melestarikan bumi dengan memelihara perdamaian.
Perdamaian Barat dan Timur akhirnya dicapai pada tahun 1989, 20 tahun setelah Apollo 11 mendarat di bulan. Adalah Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen dan Pemimpin Tertinggi Uni Soviet Mikhail Gorbachev yang memungkinkan hal itu terjadi.
Collins juga menyampaikan, setelah sukses ke bulan dengan Apollo 11, ia keliling dunia dan mengunjungi 29 negara. Dan, yang paling menggembirakan pada saat itu adalah sukses Apollo 11 itu tidak hanya dilihat sebagai sukses Amerika Serikat, melainkan sebagai sukses kita semua, umat manusia.
Dalam kaitan itulah ucapan Neil Armstrong, saat melangkahkan kaki di permukaan bulan, harus dipahami;
”Satu langkah kecil bagi (seorang) manusia, satu lompatan besar bagi umat manusia.”
Bukan hanya itu, Mike Collins menyebutkan bahwa dia pernah menjadi manusia yang dia sebut berada di luar frame. Yakni ketika dia dari jendela roket yang membawanya mengelilingi orbit bulan, memotret roket pendarat ke bulan yang berisi Neil Armstrong dan Buzz Aldrin dan bumi yang berpenduduk 3 miliar manusia sebagai latar belakang.
Dengan kata lain, pada saat itu, dia menjadi satu-satunya manusia yang dapat melakukan itu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews