Mungkin banyak hal pro dan kontra terhadap vaksin tetapi arti sebuah pro kontra lebih tidak ada artinya daripada arti sebuah nyawa.
Setelah dunia melewati dua gelombang tsunami Virus Covid-19 dan virus Covid-19 varian Delta. Kini dunia kembali diuji dengan gelombang Tsunami Covid-19 yang ketiga yaitu Virus Covid-19 varian Omicron. Betapa tidak? Angka kematian akibat kematian Virus Varian Omicron terus bertambah, hal ini dikarenakan virus ini penularannya jauh lebih cepat dibandingkan dengan virus Covid-19 varian Delta.
Meski tingkat keganasannya lebih rendah daripada Virus Covid-19 varian Delta, tetapi apabila kita terlalu menyepelekan virus ini maka akan membawa wabah pandemi luar biasa serta melumpuh suatu bangsa. Waktu berjalan seharusnya masyarakat bisa lebih mewaspadai kedatangan gelombang ketiga Covid-19 varian Omicron ini tetapi yang ada banyak sekali masyarakat yang abai serta menyepelekan virus ini dan menganggap virus ini sebagai virus flu biasa. Alhasil akhirnya virus Covid-19 varian Omicron ini merebak cepat diseluruh negeri.
Akibat dari merebaknya virus Covid-19 varian Omicron akhirnya berdampak pada faktor pendidikan. Pendidikan dari jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi yang semula masuk kuliah tatap muka akhirnya harus beralih dengan Pembelajaran secara daring kembali.
Tentunya pembelajaran daring online ada positif dan negatif. Positifnya murid lebih safety dan bisa terhindar resiko tertular Virus Covid -19 varian Omicron. Sedangkan negatifnya murid kekurangan nilai sentuhan yang membuat siswa kurang dalam pembalajaran adab dan ilmu secara langsung.
Pro kontra terhadap di stopnya pembelajaran tatap muka tentunya perlu disikapi dengan dewasa oleh semua kalangan.
Pembelajaran tatap muka ilmu bagi anak – anak murid generasi penerus bangsa memang penting untuk adab dan ilmu pengetahuan. Tetapi arti sebuah nyawa dan keselamatan jauh lebih penting daripada apapun. Untuk solusi terhadap ini semua banyak sekali para pakar yang berpendapat yang berbeda – beda. Dari yang setuju tetap dilaksanakan pembelajaran tatap muka hingga mendukung kembali menuju pembelajaran daring.
Seharusnya dari kasus ini semua menjadi lebih memahami arti sebuah nyawa, arti sebuah nyawa tidak bisa digantikan oleh apapun. Saran yang lebih bijak terhadap kasus ini adalah bagaimana kita menyiapkan edukasi secara komprehensif serta melaksanakan Protokoler kesehatan secara ketat serta memberikan solusi Vaksin Covid-19 Booster yang ketiga bagi anak – anak.
Mungkin banyak hal pro dan kontra terhadap vaksin tetapi arti sebuah pro kontra lebih tidak ada artinya daripada arti sebuah nyawa. Alangkah baiknya untuk pembelajaran tatap muka ditunda terlebih dahulu sampai semua murid mendapatkan vaksin Covid-19 Booster yang ketiga dan sekolah memiliki protokoler yang ketat baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.
Dosen Spesialis Medikal Bedah “Prima Trisna Aji” menyampaikan bahwa solusi untuk pembelajaran dilingkungan sekolah sebelum semua dimulai alangkah baiknya sekolah mempersiapkan protokoler kesehatan yang ketat baik dari segi jam pembelajaran, fasilitas sarana yang ketat baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Karena percuma saja ketika didalam kelas menjalankan protokoler kesehatan yang ketat tetapi diluar mereka berkerumun kembali. Kemudian hal yang paling terpenting adalah dilaksanakannya Vaksin Covid-19 Booster yang ketiga bagi murid Sekolah. Sedangkan hal yang paling utama yang lain adalah edukasi panduan menghadapi Virus Covid-19 varian Omicron yang terbaru di era New Normal saat ini. *Red
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews