Mengapa Saham Tokopedia Lebih Baik dari Saham Bukalapak?

Sudah banyak yang mencoba seperti BLIBLI, LAZADA, ELEVENIA dll, tapi kembali mereka hanya pemanis dan bukan sajian utama dalam bisnis e-commerce.

Kamis, 11 Agustus 2022 | 06:32 WIB
0
144
Mengapa Saham Tokopedia Lebih Baik dari Saham Bukalapak?
logo e-commerce di indonesia

Berkaca pada IPO BUKA berkisar Rp750-850 per lembar berkembang euforia di masyarakat dan terjadi trend pembelian besar-besaran oleh investor retail, berbekal nama besar dan harapan masyarakat terhadap saham teknologi.

Kenyataannya saham bukalapak turun sekitar 71% hingga per hari ini, pasti banyak yang berpikir kenapa bisa turun terus?

Ulasan initanpa menggunakan rasio keuangan seperti PBV , PER dll , hanya kualitatif saja.

1. BUKALAPAK gagal dalam bisnis e-commerce

Ini dapat dilihat dari aplikasi handphone kita sehari-hari, pertanyaannya apakah anda sendiri menggunakan BUKALAPAK? Saya jamin banyak dari kita pasti menjawab tidak, penulis sendiri menggunakan Shoppe dan Tokopedia karena tampilan dan fiturnya lebih banyak.

Contoh Shoppe yang ada Shoppefood, Tokopedia yang ada free ongkir, telah terjadi 2 kutub persaingan yang telah terjadi seperti yang sudah-sudah seperti Coca-cola vs Pepsi, Honda vs Yamaha, KFC vs MCD, GOJEK VS GRAB, dll.

2. Foundernya sudah tidak menjadi komisaris atau direksi

Para pendiri BUKALAPAK apakah menjadi komisaris atau direksi dari BUKALAPAK? Dikutip dari Google, founder BUKALAPAK adalah Achmad Zaky, Fajrin Rasyid, Nugroho Herucahyono, yang per hari ini tidak ada menjadi jajaran direksi atau komisaris. Kemanakah mereka?

Berbeda dengan TOKOPEDIA yang foundernya menjadi komisaris di perusahaan yang ia dirikan. Menurut penulis, ini menjadi komponen penting kenapa GCG atau founder yang stay di perusahaan itu penting, berarti dia YAKIN dengan perusahaannya akan terus berkembang

Mungkin banyak yang bertanya, jadi apakah penulis akan membeli saham BUKALAPAK? Jawabannya pasti tidak dan mungkin ada yang bertanya juga apakah ke depan bisa prospek?

Menurut penulis, penulis tidak yakin bisnis ecommerce bisa booming seperti tahun 2015-an, siklus bisnis e-commerce sudah selesai dan dipegang oleh TOKOPEDIA & SHOPEE.

Sudah banyak yang mencoba seperti BLIBLI, LAZADA, ELEVENIA dll, tapi kembali mereka hanya pemanis dan bukan sajian utama dalam bisnis e-commerce, lebih baik invest ke saham yang lebih pasti sudah menjadi juara seperti GOTO daripada berjudi dengan perusahaan yang pernah gagal.

***