Dulu dari kampus ITM inilah saya bisa mengintip strategi spektakuler Mahathir Mohamad dengan "Vision 2020" nya berinvestasi SDM dengan konsep merdeka belajar.
Bicara soal toleransi, merdeka belajar dan hidup semeleh, beliau inilah sosok inspiratif saya. Prof. Mohamed Ali Yusof, namanya.
Kenal beliau pertama kali, saat menghadiri International Design Conference di Westin Hotel, Singapore. Sungguh serba kebetulan.
Waktu tahun 1990 itu, saya delegasi mahasiswa ITB dan beliau delegasi dosen Institut Teknologi Mara (ITM), Malaysia berkenalan saat "coffee-break".
Ternyata perkenalan ini tumbuh menjadi silaturahmi keluarga. Silaturahmi nan erat antar dua keluarga yang saling berkunjung Bandung-Kualalumpur hingga kini.
Beruntung, baheula sebelum wisuda saya diterima beliau untuk Kerja Praktek Profesi di konsultan Interior Design miliknya di Kualalumpur. Dikasih nginep di rumahnya berbulan-bulan. Diundangnya juga, saya memberikan kuliah tamu untuk para mahasiswanya di kampus ITM, Shah Alam, Selangor DE.
Dulu dari kampus ITM inilah saya bisa mengintip strategi spektakuler Mahathir Mohamad dengan "Vision 2020" nya berinvestasi SDM dengan konsep merdeka belajar. Ide pemerataan pendidikan dieksekusi secara "volume first, quality next" ke seantero negara bagian di Malaysia.
Thank you so much Prof. Mohd Ali.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews