Ada agama yang melarang membunuh binatang, karena bisa jadi hewan itu dulunya adalah nenek moyang yang mati tapi belum bisa mencapai surga sehingga perlu terlahir kembali ke dunia menjadi hewan.
Saya pernah menjelajah rimba perbatasan Kalimantan-Serawak. Di tengah hutan sunyi itu pernah bertemu orang dayak berburu. Mereka membawa lima ekor anjing.
Banyak benar anjingnya, kata saya.
Tanpa anjing, tentu saja mereka tak mudah mendapat buruan babi atau rusa. Anjing juga yang memberi tanda adanya ancaman ular, atau binatang berbisa lainnya.
"Anjing juga bikin kami aman. Karena kantor polisi jauh, dan kantor tentara juga jauh."
Perhatikan juga, di desa-desa miskin dan kumuh, anjing juga banyak dipelihara. Mereka menjaga rumah dari maling. Mereka menjaga kebun dari serbuan babi, atau menjaga kolam dari musang. Anjing juga menyalak jika ada orang asing datang ke kampung.
Orang miskin tak cuma minim akses terhadap modal dan pendidikan. Akses layanan keamanan polisi pun jauh. Maka anjing adalah sistem pertahanan dini.
Anjing juga menjadi teman penggembala. Mereka juga temannya polisi untuk mendengus jejak bau si penjahat. Anjing juga membaui narkoba. Anjing juga teman para manusia kesepian, jomblo, dan orang-orang tua. Anjing itu setia, tak pernah tidur, selalu terjaga demi tuannya. Anjing juga menjaga para pemuda yang tertidur di Gua Kahfi.
Anjing itu setia
Anjing itu intelijen
Anjing itu pelayan dan pelindung
Anjing itu penurut
Bahkan Imam Nawawi menyebut 10 sifat anjing yang perlu dicontoh manusia. Kesetiaan di antaranya.
Karena sifat-sifat anjing seperti itu, Gus Baha mengatakan, bisa jadi Allah kemudian menajiskan anjing. Kalau tidak dinajiskan, hewan intelijen itu akan jadi sate, seperti sate ayam.
Ada agama yang melarang membunuh binatang, karena bisa jadi hewan itu dulunya adalah nenek moyang yang mati tapi belum bisa mencapai surga sehingga perlu terlahir kembali ke dunia menjadi hewan. Menyakiti hewan berarti menyakiti leluhur. Ini soal keimanan.
Tapi mungkin saja tujuannya adalah agar kita manusia menjaga keseimbangan alam, tidak membunuh hewan seenaknya.
Selalu ada makna di balik penajisan hewan.
Hewan najis bukan untuk dianiaya, apalagi sampai mati seperti Anjing Canon.
Tak ada yang Tuhan ciptakan untuk kesia-siaan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews