Saat menyusun skripsi, dia dibimbing Prof A Malik Fadjar yang sekaligus mentornya. Gelar sarjana diraih di Jurusan Pendidikan Sosial IKIP Malang tahun 1982.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Efendy mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Kakanda Muhadjir, Hj Sri Hastuti Anshary atas nama keluarga menyatakan bersyukur tiada tara atas anugerah Bintang Mahaputera Adipradana yang direrima Muhadjir. Aungerah ini juga menunjukkan bahwa Presiden Jokowi mempercayai dia sebagai pembantunya. “Keluarga berterima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi,” katanya.
“Tentu saja kami bangga. Dalam tradisi keluarga Bani Soeroya, setiap penghargaan apapun, juga bernilai amanat yang harus dipertanggungjawabkan dunia akhirat. Semoga dengan penghargaan ini, menambah semangat dan istiqamah adik saya dalam bekerja mengabdi untuk kemajuan dan kemaslahatan bangsa dan negara,” katanya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM( Dr Fauzan mengatakan, Civitas Akademika UMM ikut bangga atas anugerah bintang Mahaputera yang diterima Muhadjir, mantan Rektor UMM 4 periode ini.
“Sebagaimana beliau mengajarkan kami di kampus, penghargaan apa saja, termasuk anugerah ini, harus disikapi secara proporsional dan dinamis. Yang terpenting adalah kerja keras untuk meningkatkan kemajuan bangsa,” tegasnya.
Kolega Muhadjir di Univeritas Negeri Malang juga menyambut gembira atas penghargaan Bintang Mahaputera itu. Muhadjir adalah menteri pertama dari UM (dulu IKIP Malang). “Nderek sangat senang Pak Menko menerima Bintang Mahaputera. Sukses selalu,” kata Dr Waras, dosen UM yang pernah jadi anak buahnya di Asrama Mahasiswa UM.
Bintang Mahaputera Adipradana merupakan tanda kehormatan yang diberikan Presiden kepada seseorang yang dinilai mempunyai jasa yang besar terhadap bangsa dan Negara Indonesia.
Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, yang menyatakan beberapa syarat khusus untuk menerima Bintang Mahaputera, antara lain berjasa luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa dan negara.
Selain itu, penerima penghargaan tersebut dinilai karena memiliki pengabdian dan pengorbanan di bidang sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, serta bidang lain yang memberi manfaat besar bagi bangsa dan negara. Selain itu, darmabakti dan jasa yang bersangkutan diakui secara luas di tingkat nasional maupun internasional
Muhadjir lahir di Dusun Mojorejo, Desa Klitik, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, 29 Juli 1956. Ia putra ke 6 dari 9 bersudara pasangan Soeroya (wafat tahun 1984) dengan Hj Sri Subitah (wafat tahun 1989). Ia menyelesaikan pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Islam Mojorejo yang didirikan ayahnya. Tamat tahun 1968. Malam harinya dia mengaji di mushalla At Thalhah yang persis di depan rumahnya dengan diasuh pamannya, Kyai Zainuddin. Sejak kecil dia dikenal jago qiraat dan dzibaan.
Melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun Madiun tamat tahun 1972. Tamat PGAN 6 tahun di Madiun 1974. Mendapat gelar sarjana muda di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang tahun 1978. Saat menyusun skripsi, dia dibimbing Prof A Malik Fadjar yang sekaligus mentornya. Gelar sarjana diraih di Jurusan Pendidikan Sosial IKIP Malang tahun 1982.
Ia meraih master (S2) dalam bidang Manajemen Administrasi Publik di Universitas Gajah Mada (UGM) 1996. Adapun gelar doktor (S3) ilmu-ilmu sosial diraih di Universitas Airlangga (UA) Surabaya. Di kampus itu dia bersahabat dengan Mensesneg Praktikno. Kini dia juga sebagai guru besar Universitas Negeri Malang (UM). Ia menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Jokowi-JK mulai 27 Juli 2016 menggantikan Anies Baswedan. Kemudian diangkat menjadi Menko PMK pada Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.
Ia menikah dengan Suryan Widati. Dikaruniai 3 anak. Masing-masing Muktam Roya Azidan, Senoshaumi Hably, dan Harbyanto Ken Najjar. Kedua anaknya di pondok pesantren, sedang yang bungsu di SD Muhammadiyah 5 Jakarta.
Hingga kini dia masih berkhidmat menjadi Ketua PP Muhammadiyah. Selain di Muhammadiyah, Muhadjir semasa mudanya aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews