Semoga semangat juangnya mampu menginspirasi generasi mudah agar jangan keder untuk menjadi Pelaut Sejati.
Selama 40 Tahun Hidup di Kapal
Lagu "Nenek moyangku orang Pelaut " agaknya sudah teramat jarang dinyanyikan, bahkan kemungkinan sebagian besar generasi mileneal tidak lagi hafal lirik lagu kebanggaan akan nenek moyang kita ini.
Tetapi bersyukurlah, walaupun orang sudah mulai melupakan tentang lagu tersebut, ternyata masih ada Pelaut sejati bangsa Indonesia,yakni pria yang bernama Kusyono ini. Lahir di Banjarnegara pada tahun 1961 dan kemudian tinggal di Baturraden
Mulai berlayar pada usia masih sangat muda yakni 19 pada tahun 1980 Kemudian sekolah Masinis .Tahun 1983 menjadi Masinis dan berlayar dengan perusahaan dalam negeri.
Tahun 2006 Kusyono mendapat tugas di Kamboja, Thailand dan Myanmar dan belajar dengan kapal survei.
Awalnya mendengarkan kata :l "masinis" pikiran saya langsung terconnecting dengan Kereta Api. Ternyata saya keliru, karena "masinis" bukan hanya untuk jabatan di Kereta Api, tetapi setelah saya konfirmasi ulang dijawab oleh pak Kusyono: "Iya pak.dikapal juga Masinis "
Suka dan Duka Hidup Sebagai Pelaut
Tahun 1992 ada kesempatan untuk belayar keluar negeri, tapi tentu harus mampu berbahasa Inggris. Kusyono ikut test di antara begitu banyak calon Pelaut yang ingin merantau keluar negeri sebagai Pelaut. Dan Kus lulus.
Hal yang tentu saja membuat hatinya sangat bahagia. Sejak dari tahun 1992 Kus berlayar sebagai Pelaut menjelajahi berbagai negara. Di antaranya ke Hongkong selama 2 tahun, Singapura setahun, Oman Yaman setahun.
Hidup memang sarat misteri. No one know what will happen tomorrow. Petaka itupun terjadi, kapal di mana Kus berkerja tenggelam. Syukur Kus selamat dan kembali ke Singapura.
Untuk dapat melanjutkan pekerjaan diperusahaan lain, maka wajib test bahasa Inggris lagi. Dan karena selama ini ,sambil bekerja, Kus terus belajar mengupgrade bahasa Inggrisnya, maka dengan mudah ia lulus test bahasa Inggris dan diterima bekerja untuk belayar ke Brunei Darrusalam. Dari tahun 2000 hingga 2017 bekerja di Brunei ,sebagai Chief Einginer .
Dan hal yang paling membanggakan bagi Kus adalah saat diadakan test untuk menempati Posisi Front Supervisor antar bangsa, Kus lulus dan menempati rangking ke 2 setelah Pelaut Jerman.
Kisah Duka
Hidup ini bersifat romantika,yang ada suka dan ada dukanya. Setelah menceritakan hal hal yang mengembirakan serta membanggakan diri dan keluarganya, Kus juga menceritakan kisah duka mendalam yang dirasakannya saat berada dalam perjalanan dilaut.
"Saat anak saya meninggal dunia, ibu bapak saya meninggal dan ibu mertua juga meninggal, saya tengah berlayar dan gak bisa pulang," kata Kusyono mengenang saat hatinya terluka oleh kepergian orang orang yang sangat dicintainya,namun ia tidak bisa pulang,karena sedang dalam pelayaran.
Saya mengenal keluarga Kusyono, saat belasan tahun lalu mengadakan acara penyembuhan sosial dan lokakarya di Hotel Queen Garden di Baturraden. Pada waktu itu yang ikut belajar adalah isteri pak Kusyono. Dan sejak itu, kami terus saling berkomunikasi dengan pak Kusyono,hingga saat ini.Saat tulisan ini ditayangkan, Kusyono masih dalam pelayaran di Kepulauan Meranti -Riau.
Mendengarkan kisah duka dari Kusyono, rasanya tak terbayangkan betapa terluka hati, saat putra pertamanya tetiba jatuh pingsan saat dalam latihan Pramuka. Sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi tidak tertolong lagi.
Kini putra keduanya sudah mengikuti jejak ayahnya, yakni menjadi Pelaut, sedangkan anak yang bungsu, yakni seorang putri masih duduk di SMP kelas 1.
Kusyono tidak hanya tangguh menghadapi badai dan gelombang laut selama 40 tahun, tapi mentalnya yang kokoh mampu menghadapi badai kehidupan, yakni meninggalnya putra tercinta dan kedua orang tua dan ibu mertuanya, sementara ia sendiri dalam perlayaran . Walaupun dirundung kesedihan mendalam, tapi ia pantang menyerah.
Sungguh Kusyono adalah Pelaut Sejati luar dalam. Semangat dan jiwa melaut dari nenek moyang telah ditransformasikan ke dalam dirinya, sehingga mampu bertahan menghadapi hantaman badai dan topan kehidupan.
Semoga semangat juangnya mampu menginspirasi generasi mudah agar jangan keder untuk menjadi Pelaut Sejati.
Bravo untuk pak Kusyono , Sang Pelaut Sejati .!
Tjiptadinata Effendi
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews