"Pengalaman spiritual saya nggak ada, tapi kalau pengalaman seksual saya banyak, ha ha ha..." Ekspresi linguistik semacam ini tak akan pernah keluar dari musisi-musisi lain 😂 Tapi Dhani sanggup melontarkannya, bahkan saat diwawancara media-media keagamaan.
Dhani, sebagaimana ditulis MATRA dan juga disampaikan oleh orang-orang yang lama mengenalnya, adalah pribadi humoris. Dalam berbagai obrolan, joke-jokenya selalu mengalir deras.
Bagaimana sosok pribadi Dhani mungkin bisa diwakili oleh wawancara di Majalah MATRA ini. Ia bisa menjawab secara terbuka pertanyaan-pertanyaan soal seks, tapi ia bungkam seribu bahasa saat mulai ditanya mengenai kehidupan keluarganya. Ia tidak suka kehidupan pasangan dan anak-anaknya diusik.
Dhani tidak ambil pusing dicap arogan. "Saya sudah mendengarkan sepuluh ribu CD album, bagaimana bisa saya mendengarkan kritik dari orang yang baru mendengarkan seribu keping CD?" ujarnya. Dia memang sudah mendengarkan Beatles, Frank Sinatra, Jerome Kern, atau Billy Joel saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Itu sebabnya ia hanya mau diskusi atau diwawancara oleh lawan bicara yang dianggap seimbang.
Ia mengaku sangat menjaga stabilitas hubungan seksual. "Dua hari sekali," akunya. Ia berbagi tips agar tetap bugar dalam kehidupan seksual. Tidurlah di bawah jam 12 malam, katanya. Sebab, semua lelaki yang doyan begadang hingga pagi kehidupan seksualnya pasti memble, kata Dhan.i
Terkait soal kepemimpinan, saya kira sejak dulu pandangan Dhani konsisten. Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat. Sebab banyak orang Indonesia itu kurang ajar. Jika dipimpin oleh orang lembek, pasti ngelunjak.
Ya, ya, ya.
Semua pernyataan Dhani tadi dimuat di Majalah MATRA No. 206, September 2003.
Udah, ah, saya mau tidur dulu
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews