Dengan adanya virtual competition semacam ini, anak-anak Indonesia kini dapat tetap mencetak prestasi di tengah pandemi.
Membuka awal tahun 2021, jagat maya diramaikan dengan lomba menari nasional untuk anak usia dibawah 12 tahun. Jika biasanya lomba menari identik dengan panggung dan secara langsung, pada event ini justru lomba menari dapat dilakukan secara virtual. Tentu anak-anak yang memiliki bakat menari dan dance dari berbagai penjuru di Tanah Air bergabung dan menunjukkan performance terbaiknya.
Jika pada umumnya lomba memenangkan hanya juara 1 sampai harapan 3, namun tidak dengan event-event garapan Rubicube Project. Tidak hanya menyajikan juara utama, namun juga ada posisi terbaik 20 atau Top 20 dan berbagai macam penghargaan seperti outstanding choreography award, outstanding performance award, dan favourite dance award.
Lomba yang diikuti oleh 72 anak dari 18 kota atau kabupaten dari seluruh Indonesia ini ternyata hanya berlangsung 1x dalam setahun.
Terdapat 2 kategori yang dilombakan, yaitu Tari Tradisional dan Modern Dance. Untuk tari tradisional, mereka dapat membawakan tarian daerah asli maupun yang sudah dikreasikan. Semuanya tampil memuaskan dengan kostum panggung dan gerak gemulai yang penuh wiraga, wirama, dan wirasa.
Untuk Modern Dance, mereka dapat membawakan berbagai macam tarian kekinian, mulai dari tari Dance, Hip Hop, Breakdance, Salsa, dan lain sebagainya. Banyak juga yang melakukan cover dance KPop atau mengirimkan video dance tiktok.
Dengan adanya virtual competition semacam ini, anak-anak Indonesia kini dapat tetap mencetak prestasi di tengah pandemi. Untuk memperoleh prestasi tingkat nasional, kini mereka tak perlu pusing dengan jarak dan biaya. Semuanya bisa dilakukan dari rumah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews