Tommy, from Nobody to Somebody

Mulai Senin, 14 September 2020 orang tidak lucu kalau terus panggil-panggil namanya, Tam Tom Tam Tom. Kudu pakai julukan standar yang berlaku, His Excellency Suryopratomo.

Kamis, 17 September 2020 | 07:15 WIB
0
639
Tommy, from Nobody to Somebody
Suryopratomo dan rekan kerjanya, Agus Hermawan, 1990 (Foto: Koleksi pribadi)

Ketika itu tahun 1987. Ada pertandingan seru antara kesebelasan Percetakan Gramedia melawan Redaksi Kompas di lapangan Polsek Palmerah di Palmerah Barat. Salah satu supporter yang teriakannya nyaring di pinggir lapangan adalah suara Tommy. Tapi sepertinya menjadi langganan – seseru-serunya supporter berteriak, seperti biasa tim Redaksi nggak pernah menang lawan Percetakan.

Tommy, panggilan wartawan baru Suryopratomo yang masuk tahun pertama di Kompas pada 1987 itu, kompak datang bersama serombongan “si berat” teman seangkatan dan juga teman-teman akrabnya, James Luhulima dan Evie Fadjari dkk, ada Retno Bintarti, Nugroho F Yudho, Abah Agus Hermawan, Eko Warjono, Nani Irene Prastiyani. Biasanya ada juga, seniornya Chris Pudjiastuti, Diah Marsidi... sak bala-bala Redaksinya.

Coba lihat ekspresinya pada salah satu foto di atas: Tommy yang mengangkat tangannya itu. Betapa lepas berteriak, lantaran ia memang masih nobody di Palmerah. Belum dikenal tulisan sepak bolanya. Belum menjadi Redaktur Olahraga, belum Redaktur Ekonomi, belum Pemimpin Redaksi surat kabar terbesar di dunia berbahasa Indonesia di Palmerah.....

Tommy tentu tidak akan lupa, saat-saat menjadi seseorang di Palmerah. Suasana egaliter di lantai III Gedung Kompas Gramedia di Palmerah Selatan, sebelum Kompas pindah ke pencakar langit Menara Kompas. Juga akan diingat, bagaimana setiap bulan puasa harus antri mengular saat buka puasa.

Juga, bagaimana suasana lantai III yang selalu meriah dan hingar bingar, lantaran lantai itu memang nyaris tanpa sekat dari ujung ke ujung. Baik Pemimpin Redaksi maupun awak Redakturnya di Meja Tengah, berada di ruangan sangat lebar nyaris tanpa sekat.

TD Asmadi, Luwi Iswara dan Suryopratomo (Foto: Dok. Kompas)

Tetapi mulai Senin (14/09/2020) orang tidak lucu kalau terus panggil-panggil namanya, Tam Tom Tam Tom. Kudu pakai julukan standar yang berlaku, His Excellency Suryopratomo, setelah hari itu dilantik Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, sebagai Duta Besar berkuasa penuh di Singapura.

Selamat bertugas, Your Excellency Suryopratomo....

Pakbo Iwak Kebo (16/09/2020)

Keterangan: Foto-foto Dokumentasi Kompas

***