Beberapa kali berbincang dengannya, atau memperhatikan dia berdiskusi dengan sejumlah orang, saya tahu Dhani adalah pembaca yang rakus. Referensi bacaannya banyak.
Bahkan, untuk beberapa subyek, misalnnya mengenai Rumi, kajiannya cukup dalam. Cara berargumennya juga menunjukkan jika dia sangat intelek.
Sebelum musim kampanye, dulu hampir tiap akhir pekan saya menjumpainya sedang berburu buku-buku tua di bilangan Jakarta Selatan. Ya, selain mengkoleksi sepatu, gitar, dan patung burung garuda Pancasila dari berbagai periode dan bahan, dia juga mengkoleksi banyak buku tua.
Di dunia selebritas, Dhani adalah satu dari sedikit orang yang artikulasi linguistiknya sangat bagus. Ia punya seribu satu cara untuk mengekspresikan komentar, posisi, dan penilaian yang jika dilakukan oleh orang lain pastilah akan jatuh menjadi klise dan bikin boring.
Itu sebabnya, jika Anda adalah penonton Indonesian Idol, atau X Factor Indonesia, absennya Dhani sebagai juri meninggalkan sebuah lubang besar.
Dhani memang penuh kontroversi. Tapi di luar sikap urakannya, yang tetap pantas karena dia adalah seniman, Dhani bukanlah seorang picisan. Sebagai selebritas, ia pandai menyimpan rahasia. Ia tak mengekspose kehidupan pribadinya.
Dalam Pileg nanti, Dhani adalah Caleg DPR RI dari Partai Gerindra untuk Dapil Jatim I. Kemarin ia divonis dengan delik ujaran kebencian berbau SARA. Anehnya, kita hingga hari ini tidak tahu, siapa subyek yang dirugikan oleh ujaran kebencian yang disangkakan kepadanya.
Anda sudah membaca kan cuitan yang telah membawanya ke kursi pesakitan?!
Pada hal-hal muskil semacam inilah kita hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews