Pak Kamanto selalu mengajak rekan diskusi merenung, seperti tak tertarik pada provokasi dan kegenitan intelektual. Itu barangkali yang membuat banyak orang nyaman berdekatan dengannya.
Pagi ini, saya terhentak mendengar kabar Pak Kamanto Sunarto wafat. Saya merebahkan tubuh memejamkan mata merasakan hempasan kepedihan. Saya teringat begitu banyak kenangan dengan Pak Kamanto yang sejak awal saya menjalani kuliah pertama kali di kampus FISIP-UI Rawanangun (kampus lama). Saya sedih tak dapat ikut mengantar Pak Kamanto di tempat peristirahatannya terakhir karena saya sedang berada di luar kota saat berita ini saya dengar.
Pak Kamanto adalah salah satu sosok yang selalu membayangi kehidupan saya di masa muda. Bagi saya, ia seorang guru, seorang teman, dan figur keteladanan. Mungkin banyak orang di luar kampus tak mengenal Pak Kamanto karena beliau bukanlah tipe akademisi aktivis yang suka bersuara lantang di layar kaca. Dalam kehidupan sehari hari, Pak Kamanto memang cenderung pendiam, tutur katanya halus, terukur, penuh pertimbangan dan bernada rendah. Beliau memang sangat hati hati dalam mengemukakan pendapat.
Banyak guru, dosen, ilmuwan kampus memberi jejak beragam pada murid muridnya.
Saya merasakan, jejak Pak Kamanto justru pada keteladanan sikap hidup. Ia sederhana, bicara apa adanya, tegak lurus dalam pikiran dan perilaku, penuh nilai-nilai kejujuran. Dalam kalimat singkat, Pak Kamanto memberi contoh, "hidup itu tak usah aneh aneh dalam bertingkah. Lurus lurus saja".
Saat saya menjalani bimbingan skripsi S1 dengan Pak Kamanto, catatan dan komentar bertinta merah selalu saya baca berkali kali. Goresan tulisan tangan pada lembaran-lembaran draft skripsi masih terasa melekat di pelupuk mata. Saat berdiskusi, saya terkesan pada pikiran pikiran beliau yang kritis tapi diungkapkan dalam nada menenangkan.
Pak Kamanto selalu mengajak rekan diskusinya merenung. Beliau seperti tak tertarik pada provokasi dan kegenitan intelektual. Itu barangkali yang membuat banyak orang nyaman berdekatan dengan Pak Kamanto.
Sungguh saya merasa kehilangan kepergian Prof. Kamanto Sunarto yang bagi saya adalah baromater moral kehidupan kampus kami.
Selamat jalan Pak Kamanto. Semoga engkau mendapat ketenangan abadi di alam baka.
Muridmu,
Imam B. Prasodjo
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews