Dengan dinobatkannya Larissa Miss World Malaysia 2018, tercatat sudah ada dua wanita Dayak Malaysia dimahkotai gelaran yang sama.
Dari nama, memang mengesankan Chinese. Itu betul dari trah ayahnya. Namun, Larissa Ping Liew ibunya seorang Dayak Kenyah.
"Ping" khas nama Dayak Kenyah dan Kayan. Dara kombinasi dua etnis ini dilahirkan pada 18 Maret 1999 di Kuching.
Dalam catatan sejarah, klan-klan Dayak ada yang menganut sistem kekerabatan/ garis keturunan dari ayah, tapi pula ada dari ibu (patrilineal dan matrilineal). Ini fakta sejarah. Namun, satu dari 7 butir Deklarasi Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang (2017) menyatakan, siapa pun yang menitis darah Dayak, adalah Dayak.
Itu sebabnya, kita turut bangga wanita pemilik tinggi badan 1,72 cm ini dinobatkan sebagai Miss World Malaysia 2018 yang dihelat di Borneo Convention Centre, Kuching Ibunegeri Sarawak, Malaysia pada 8 September 2018. Ia menang. Setelah berjuang “menewaskan” 11 kontestan wanita Malaysia tercantik lainnya.
Penitis darah Kenyah ini menempuh pendidikan pada Sekolah Swasta St. Joseph selama tahun-tahun sekolah menengahnya. Ia mengasah keterampilan bidang seni di Universitas HELP. Di sela-sela waktu belajar dan kegiatan seni yang sebenarnya padat, ia toh masih menyempatkan diri membantu pendidikan anak-anak. Di waktu luang, ia menggunakannya dengan mengajar anak-anak pengungsi pada Pusat Pendidikan Zomi.
Dara usia 19 tahun kombinasi dua etnis ini menerima mahkota dari anggota juri, Nabila Huda dan Carmen Soo, dan membawa pulang RM30.000 dalam bentuk tunai, piala dan hadiah lainnya. Ia juga memenangkan penghargaan Top Talent and Miss Photogenic.
Si jelita juga oleh Menteri Pariwisata, Seni, Budaya, Pemuda dan Olahraga Datuk Abdul Karim Rahman Hamzah dibaiat menjadi Duta Wisata Sarawak untuk tahun 2019.
Sebelumnya, Larissa dinobatkan sebagai pemenang Divisi Miri Keligit Orang Ulu 2018 pada Mei 2018. Kontes diadakan setiap tahun bersamaan dengan festival Gawai Dayak.
Ping fasih berbahasa Inggris, Melayu, Kenyah, dan Bahasa Sarawak. Larissa akan mewakili Malaysia pada kontes Miss World 2018 yang akan diadakan di China pada 8 Desember 2018.
Dengan dinobatkannya Larissa Miss World Malaysia 2018, tercatat sudah ada dua wanita Dayak Malaysia dimahkotai gelaran yang sama. Sebelumnya, Miss World Malaysia 2014 diraih wanita berdarah Bidayuh, Dewi Liana Seriestha(101 Tokoh Dayak jilid 2, 2015: 46-49).
Tidak jadi perkara usia belia. Yang paling penting kiprah serta bagaimana kedua Miss mempromosikan Dayak dan keDayakan di aras nasional dan internasional. Keduanya, di mana saja, senantiasa mereprentasikan Dayak zaman now yang “serbahebat”. Terutama di arena dunia dalam hal seni budaya, bahasa, pariwisata, serta adat lembaga.
Citra Dayak sebagai “smart people” perlahan, namun pasti, berkibar di arena internasional.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews