Kalau masih nekad pakai pawang hujan, coba suruh ganti namanya menjadi pawang panas, agar panas matahari yang datang, bukan hujan lebat.
Atas nama kearifan lokal, pawang hujan pun dipanggil. Untuk menolak hujan. Agar acara berjalan dengan lancar. Hujan tetaplah hujan, meski ribuan pawang hujan dikerahkan. Jika Allah berkehendak, kun fayakun. Jadilah hujan. Tak ada yang bisa menolaknya.
Omong kosong ada orang bisa menghentikan hujan. Para pendukung pawang pun berhujah. Itu bukan menghentikan, tapi mengalihkan atau memindahkan ke tempat lain. Buka matamu, ganti posisi. Tidurmu terlalu banyak tengkurap, jadi kebanyakan ngiler.
Hujan itu berkah. Ya, itu keyakinan agama kami.
Jika pengin cuaca cerah saat punya hajat atau acara, cukup berdoa minta cuaca cerah, diberi kelancaran acara, dan seterusnya. Bukan malah mengundang orang govlock dengan biaya mahal. Mana bisa menolak hujan.
Masih mending kalau pakai rekayasa cuaca seperti yang disarankan para ilmuwan. Itu masuk akal dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Meski masih gagal juga untuk acara balap MotoGP. Ya, kabarnya selain mengundang pawang hujan, ada juga rekayasa cuaca.
Kalau masih nekad pakai pawang hujan, coba suruh ganti namanya menjadi pawang panas, agar panas matahari yang datang, bukan hujan lebat. Meski tetap saja si pawang cuma omong kosong. Iya, saya tak percaya dengan pawang macam begitu. Iya ora, Son?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews