Atas nama 91 helai daun ampupu,
bisakah kau bersumpah untukku?
Jangan pernah pendam derita, 531 jiwa; Atoin meto di dadamu saja.
Maka lepaskan dia, biarkan dada ini merasa terhina lalu berontak.Kita telah berkaca pada sejarah, oleh karnanya kita tahu; Sejarah kita adalah sejarah perlawanan.
Sebelum tarian perang itu berubah sebagai tarian menyambut tamu; tarian kita adalah tarian penuh kemenangan.
Maka tak usah kita menepuk dada sambil berlompa menjadi manusia paling sopan, lalu membiarkan para penindas itu merampas tanah kita sepetak demi sepetak.
Sesungguhnya, tanah dipantai selatan hingga di puncak mutis itu bukan tak bertuan.
Bersumpahlah
Disana dahulu tanah-tanah kita dihuni para usif dan meo; tak ada yang penakut sepertimu.
Kepada kau, laki-laki atoin meto; harga diri kita adalah sama; menyatu pada tubuh perempuan, dan tersimpan dalam sejingkal tanah, tempat kita mengubur ari-ari dan kenangan.
Harga diri kita abadi, tak goyah di hantam lautan hingga topan dan bebatuan.
Maka begini seharusnya kita bertanya: apakah sebanding harga diri kita dengan uang dan tambang? Apakah harga diri harus ditentukan oleh definisi kesejahtraan para penindas itu?
Maka begini jawabannya; jika sejahtra harus menunduk dan membiarkan tanah kita dirampas oleh para investor, maka tangkap aku sebagai pemberontak yang melawan karna pembangkangan.
Sungguh membangkang, lebih terpuji dari pada bersama pemerintah menumpas hutan adat, lalu menghina perempuan-perempuan pemberani tanpa merasa berdosa.
Jika sejahtra harus melalui belas kasiahan pemerintah, harus meninggalkan tanah dan lumbung; maka tuduhlah aku sebagai provokator yang dicari.
Sungguh, menjadi provokator lebih mulia, dari pada bersama para pejabat menumpas hutan adat; lalu menuduh perlawanan perempuan sebagai tak berbudaya.
Kepada kau laki-laki Atoin meto; bukankah ayahmu adalah lelaki yang menyunting perbukitan? Maka padamu anak yang dibesarkan dari bukit dan sungai; jangan biarkan suaramu tersisih dengan harga diri yang tergadai.
Soe, 31 Mey 2021
***
Honing Alvianto Bana. Lahir di Kota Soe, Nusa Tenggara Timur. Saat ini sedang aktif di Pokja Nausus, dan pemuda gereja batu karang Nonohonis.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews