Surat Terbuka Balasan untuk : Evi Olivia Heumasse
Awalnya saya bukan penganut Agama Kristen Advent, dan saya tidak pernah mendengar tentang agama ini. Saya Kristen, saya percaya Kristus, tapi saya mengikuti aliran denominasi yang lain, sampai akhirnya sosok Billy Mambrasar mulai saya kenal lewat Media sejak tahun 2017.
Saat itu saya kagum melihat semangat seorang anak Indonesia timur, yang mengejar cita-citanya, dengan keterbatasan dan kekurangan, dan bukan hanya itu, dia berasal dari Indonesia Timur, dan itu sangat menginspirasi saya untuk bisa berkenalan sama sama dengan beliau. Saya mulai menambah media sosialnya, dan menonton semua sesi seminar dan motivasi yang beliau bawakan, baik di TV, Youtube Channel, maupun di Media Online lainnya.
Saya memang Orang Ambon, tetapi saya lahir dan Besar di Pulau Kalimantan, lalu kemudian bekerja di Jakarta. Saya aktif mengikuti seminar dan sesi-sesi pendidikan, motivasi, dan kewirausahaan yang diisi oleh Kak Billy. Suatu ketika, saya berkenalan dekat dengan Kak Billy, dan kami mulai aktif whats app. Kak Billy selalu tanya: “Bella kan asli Ambon, kapan pulang ke ambon dan ikut membangun? Atau mau ikut saya ke ambon? Saya akan ke Ambon untuk membuka pusat belajar untuk anak-anak tidak mampu disana”
Suatu ketika, saat makan malam dengan Kak Billy, beliau tidak menyentuh cumi bakar yang disediakan oleh penyelenggara acara. Saya mulai penasaran, dan bertanya mengapa. Tipikal Kak Billy yang berkelakar berkata: “Karena menyeramkan bentuknya, hehehehe”.
Ternyata bukan hanya Cumi, saya melihat Kak Billy tidak menyentuh makanan lain yang saya suka makan, Seperti RW (anjing) dan B2 (Babi). Saya terus memaksa bertanya hingga akhirnya Kak Billy menjelaskan apa yang Kak Billy Percayai, dan saya mengerti. Beliau mengatakan: “Kalau mau sehat, kita harus jaga makanan kita”, dan saya mengikuti nasihat itu hingga sekarang.
Saya bersama 2 teman saya ada di saat Kak Billy bersama-sama dengan Walikota Ambon. Apa yang Saudari Evi Olivia Heumasse sampaikan, seakan-akan Kak Billy tidak menjelaskan Imannya kepada Walikota, maka hal itu salah. Saya menyaksikan sendiri Kak Billy menjelaskan imannya, dan meminta Pak Walikota agar dapat memberikan kebebasan kepada mereka yang harus sekolah dan belajar di Hari Sabtu.
Lebih dari sekali Kak Billy bertemu Walikota Ambon, dalam misi yang Kak Billy emban dari Presiden, yaitu keinginan Kak Billy Mambrasar membangun pusat pembinaan kewirausahaan untuk anak muda Maluku. Kak Billy berkali-kali memohon kepada Presiden untuk mengabulkan permintaan Kak Billy, agar Presiden juga memperhatikan anak muda Maluku. Alhasil, permohonan Kak Billy dikabulkan dan akan ada dana nasional yang dikucurkan untuk pembangunan pembinaan anak muda Maluku tersebut.
Saya juga mengikuti Perkembangan Kontribusi Kak Billy kepada Kota Ambon. Selama COVID 19 berlangsung, Kak Billy hingga beberapa kali mengirimkan APD dan Alat Kesehatan ke Kota Ambon, bekerja sama dengan Project Hope. Hal ini boleh langsung ditanyakan kepada walikota Ambon.
Kak Billy juga sekarang hanya menunggu Covid 19 selesai, dan beliau, seorang Anak Papua, bukan dari Ambon, tetapi merasa terbeban untuk juga ikut membangun Kota Ambon, dengan Komitmennya untuk berkontribusi. Sebagai Informasi, tanggal 20 Juni besok, Kak Billy Mambrasar juga akan hadir didalam peluncuran Buku tentang cerita Biografti Glenn Fredly, dimana Kak Billy ikut menulis pengantar untuk Buku hasil karya anak-anak Maluku tersebut.
Maaf saya harus ikut berbicara terkait kasus ini, karena saya mengenal Kak Billy sebagai sosok yang digambarkan salah di tulisan terbuka tersebut.
Saya bersama 2 orang teman kami saat ini sedang belajar tentang Advent, dan Kak Billy sudah merekomendasikan Pendeta untuk kami berdua belajar darinya. Orang tua kami yang mendengar bahwa kami memutuskan untuk mengikuti Iman Advent, merasa kecewa, akan tetapi Kak Billy Menelpon dan menenangkan mereka atas keputusan yang kami buat. Bahkan ketika menulis surat ini, saya takut, kemunculan saya di Publik, akan membuat publik akan mengulik-ulik latar belakang saya, karena itu hanya akan membuat keluarga besar saya mencegah keputusan iman saya untuk berpindah ke Advent.
Saya rajin mengikuti siaran Hope Channel, dan saya juga mengikuti siaran tersebut kemarin. Melihat seluruh siaran tersebut, dan mengulang-ulangnya kembali, tidak ada satupun tuduhan bahwa Kak Billy merendahkan Umat Advent di Ambon itu Benar. Yang ada, malah Kak Billy membanggakan anak-anak Indonesia Timur, di setiap sesi seminar dan motivasi lain yang Kak Billy isi, termasuk tentang anak-anak Maluku.
Memotong Video Kak Billy menjadi lebih pendek, lalu membuat sebuah surat terbuka yang isinya adalah pernyataan-pernyataan menghakimi, bukanlah sikap Kristen yang baik. Kami hanya memohon agar tidak ada kepentingan Politis yang mendasari tulisan surat terbuka untuk mempermalukan Kak Billy.
Apalagi dengan menggunakan sebuah potongan video, lalu membuat tulisan kesimpulan dengan tujuan memprovokasi orang-orang Advent Ambon untuk memusuhi Beliau. Menghakimi dan memfitnah orang benar di Pemerintahan, dengan sebuah Potongan Video sudah terjadi di Indonesia dalam sebuah Pilkada, dan mengapa trik yang sama tersebut diulang lagi dengan Korban seorang Kak Billy Mambrasar.
Beliau adalah orang yang rendah hati, penuh kasih, dan Saya, sebagai seseorang dengan darah maluku yang mengalir deras, saya sudah melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa Kak Billy yang walaupun tidak memiliki darah Maluku, akan tetapi sangat sangat mencintai Maluku. Kalau tidak percaya, boleh tanyakan kepada kawan-kawan Kak Billy di Ambon, seperti : Wiesye Pelupessy, Irene Sohilait, atau teman-teman ambon lain dari berbagai Komunitas yang kak Billy sudah Bantu. Percayalah, Kak Billy sangat mencintai Ambon, dan itu tidak akan berubah.
Saya belajar tentang Iman Advent dari Beliau, dan saya harap, setelah saya menjadi bagian dari Umat Percaya ini, saya tidak ingin agar kita saling menghakimi dan saling menjatuhkan seperti yang terjadi di denominasi saya sebelumnya. Saya melihat Cinta, Kasih dan Kerendahan hati dari Umat Advent Indonesia dari sosok Kak Billy Mambrasar.
Saya berharap, itulah kenyataannya di, bahwa memang Umat Advent penuh cinta dan sayang, bukan sebaliknya. Karena kalau yang terjadi adalah sebaliknya, ternyata bahwa sebagian besar orang saling menghakimi, dan suka memfitnah, maka itu akan menimbulkan kekecewaan besar untuk saya. Mungkin kekecewaan itu akan membuat saya dan teman-teman saya akan berbalik dan membatalkan keinginan kami untuk berpindah Iman.
Penulis: Gabriella Parera
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews