Puisi | Alasan Kau Harus Kembali Ke Nausus

Kamis, 9 September 2021 | 13:02 WIB
0
229
Puisi | Alasan Kau Harus Kembali Ke Nausus
Para penolen Di Tanah Timor

I. Alasan Kau Harus Kembali Ke Nausus

Matahari terjatuh
dengan ubun-ubun terluka
ketika kitab-kitab tua para leluhur mulai di baca

Kau berdiri melingkari altar
mengikuti ritual sakral para tetua adat

Mantra suci membumbung ke langit
bagai asap dupa beraroma cendana
seketika leher ayam putus
darah menetes membasuh altar

dan kau tiba-tiba menatapku penuh tanya:

Apakah ini bertanda baik?

Diatas langit terdengar seseorang mulai menabuh gong. Bertanda para leluhur mulai menimbang dosa dan cinta

Seketika pucuk- pucuk ampupu menunduk Udara diam sejenak.

Di hati seekor ayam
para leluhur menitipkan pesan:

Kau harus pergi untuk kembali
sebab di Nausus ada rindu
yang selalu kambuh.

Soe, September 2021
Honing. Alvianto. Bana

II. Kepada perempuan penunggu Nausus

Kepalamu adalah hamparan perbukitan
dengan deretan pohon ampupu yang merimbun

Keningmu adalah ladang kecil
tempat para pria gagah menggenggam asa untuk melukis hari

Matamu adalah danau
tempat ikan dan kuda liar bertukar cerita dan kenangan

Kau perempuan bersarung hujan air mata, yang tertatih menyusuri jalan perih lalu dibaptis angin pegunungan

Kau perempuan agung, penenun semangat zaman, yang menggetarkan kaum kaya egois

Ratu bermakota tangis orang desa
yang menjadikan alam sebagai istana
juga adat sebagai panduan kehidupan

Yang menuliskan ayat-ayat perlawanan
pada lekuk bukit dan dinding batu, yang adalah penunjuk arah
bagi setiap orang yang ingin berguru

pada nurani.

Soe, Sepetember 2021
Honing. Alvianto . Bana

III. Surat kecil untuk kawan-kawan di Sekolah Alam Manusak

Barangkali pandanganku kepada Manusak
adalah taman penuh tawa
anak-anak semesta

Juga cinta
yang melampaui sekat-sekat
identitas

Yang mengubah
rahim-rahim tandus desa manusak
menjadi lukisan wajah perempuan
bermata Oase

Soe, September 2021
Honing. Alvianto . Bana