Harianto Badjoeri [33]: “Di Luar Gubernur, Dialah Legendanya Kota Ini”

Dengan karakter yang suka humor, supel, dan suka menolong membuat semua kalangan menjadi segan kepadanya. Kalau sudah segan, tiada lagi yang sanggup untuk tidak hormat kepada dia.

Rabu, 27 November 2019 | 09:55 WIB
0
583
Harianto Badjoeri [33]:  “Di Luar Gubernur, Dialah Legendanya Kota Ini”
Ketua Umum DPP KNPI, Haris Pertama (Foto: Dok. pribadi)

Berbicara tentang Jakarta, sulit untuk melepaskan diri dari nama Harianto Badjoeri yang akrab disapa HB oleh koleganya ini. Meskipun tidak sepopuler gubernur, nama HB tidaklah bisa dianggap sepele.

Sebagai birokrat yang mengawali kariernya sejak tahun 70-an, HB sudah banyak ikut berkontribusi dalam menegakkan Kota ini. Salah satunya ikut memberi kontribusi yang tidak kecil dalam menumbuhkembangkan industri pariwisata, khususnya usaha hiburan malam.

Tetapi, nama besar HB mulai populer di depan publik ketika dia masuk ke Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI. Kepopulerannya diketahui publik seiring dengan sepak terjangnya yang tegas dan berani dalam membawa satuannya menegakkan peraturan daerah tanpa kompromi.

Pengakuan terhadap integritas HB dalam ikut serta membangun Jakarta datang dari Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) Haris Pertama.

Ia mengakui bahwa HB berkontribusi besar dalam ikut menata Ibu Kota ini. Kebijakannya yang dinilai sering kontroversi tetapi tetap sesuai aturan dan bertujuan untuk kebaikan membuat satuan yang dipimpinnya berwibawa dan disegani.

“Di luar Gubernur, saya mesti mengakui beliau adalah legendanya Ibu Kota ini,” ujar Haris.

Bagi Haris, gubernur DKI yang melegenda dalam kebijakannya menata kota adalah Ali Sadikin dan Basuki Tjahaja Purnama akrab disapa Ahok alias BTP. Dua gubernur ini punya karakter kuat dalam membawa arah pembangunan Jakarta, meskipun sering dianggap kontroversi, karena tidak populis.

HB boleh dibilang legenda, karena dia satu-satunya Kepala Satpol PP DKI yang paling menonjol dalam ikut menata Ibu Kota ini. Dia terlibat dalam mengamankan penataan infrastruktur fisik sampai infrastruktur sosial.

Satpol PP di zamannya punya andil besar dalam proyek yang menjadi simbol kebanggan Jakarta. Seperti taman BMW, Taman Menteng, dan Bus TransJakarta. Satpol PP di bawah HB lah yang turut serta menyukseskan program Pemerintah DKI Jakarta waktu itu. Meskipun banyak orang tidak tahu bahwa proyek besar itu adalah juga hasil kerja keras HB di baliknya.

“Pak Harianto juga tokoh yang sangat dihormati oleh anak-anak muda, karena mandukung setiap anak muda berbakat dan berprestasi,” tambah Haris.

HB sangat menyukai anak-anak muda berprestasi dan berbakat, meskipun mereka sering membuatnya puyeng dengan demonstrasi terhadap kebijakan Pemerintah DKI waktu itu. Setiap elemen pemuda maupun organisasi kemasyarakatan yang berseberangan dengan pemerintah, dia selalu mengajak dialog.

“Beliau tidak sungkan untuk mendukung dan memberi panggung kesempatan kepada anak-anak muda untuk tampil agar kelak menjadi pemimpin yang baik,” kata Haris.

HB juga adalah petinggi “militer” DKI Jakarta yang tidak alergi menerima kritik dari anak-anak muda sejauh itu bukan fitnah tetapi berlandaskan fakta dan data. Sebaliknya, HB amat benci dengan aktivis yang menyudutkannya, tetapi bertujuan  mencari kenikmatan materi sesaat.

“Beliau pernah membentak dan mengusir aktivis yang nggak jelas tujuannya,” kata Haris.

Kekuatan HB dalam membangun dialog dengan elemen masyarakat selama memimpin Satpol PP DKI terlihat dari rendahnya gejolak sosial. Semua proyek di DKI selalu berjalan mulus tanpa menimbulkan ekses berarti. Di sinilah terlihat kepiawaian HB dalam “menjinakkan” unsur-unsur sosial yang berpotensi mengganggu jalannya pembangunan.

“Ini nyaris tidak terlihat dalam kepemimpinan Satpol PP di luar Pak Harianto,” ujar Haris.

Untuk urusan mengelola ketertiban umum demi suksesnya pembangunan Jakarta, HB juga boleh dibilang aktor utamanya. Dia turun langsung untuk mengamankan potensi gangguan yang mungkin saja muncul.

Haris yang pernah menjadi pengurus di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini bercerita, sosok HB mudah diterima oleh publik, karena dia pandai membangun  relasi dan komunikasi. Dia tidak pandai berkata-kata seperti seorang politikus, tetapi dia pandai menepati janjinya.

“Dan, Pak Harianto ini amat perhatian kepada siapa saja. Tidak rasis. Tidak membeda-bedakan pangkat, golongan, suku, cantik ataupun tidak menarik. Pintu kantornya selalu terbuka, sehingga siapa saja bisa bertemu,” kata Haris.

Dengan karakternya yang suka humor, supel, dan suka menolong ini membuat semua kalangan menjadi segan kepadanya. Kalau sudah segan begini, tiada lagi yang  sanggup untuk tidak hormat kepada dia. 

 Krista Riyanto

***

Tulisan sebelumnya: Harianto Badjoeri [32]: Sering Mencari Sahabatnya Untuk Berbagi Cerita