Gubernur Papua Lukas Enembe menggelar pertemuan dengan paguyuban-paguyuban, tokoh masyarakat dan adat yang ada di Kota Jayapura.
Lukas didampingi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Yunus Wonda, Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano, Bupati Keerom, Muhammad Markum, dan Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijanto.
"Dari semua perwakilan paguyuban, tokoh masyarakat dan adat terlihat bahwa semua berpandangan positif sehingga seharusnya tidak ada yang berbeda beda," jelas Lukas di Jayapura, Rabu, 4 September 2019.
Lukas mengungkapkan Papua adalah warga negara Indonesia sehingga pandangan masing-masing pribadi bukan berbeda-beda tetapi harus tetap satu Indonesia.
"Pertemuan ini juga terkait dengan pembahasan bagaimana rekonsiliasi yang harus dilakukan di Kota Jayapura setelah kejadian rusuh beberapa waktu lalu," ungkap Lukas.
Selaras Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano mengatakan pihaknya mengusulkan agar di Tanah Papua tidak ada lagi paguyuban nusantara.
Benhur juga menambahkan pihaknya mengharapkan agar istilah paguyuban nusantara dihilangkan dan tidak ada lagi demo tandingan dari kelompok serta dalam waktu dekat mendeklarasikan Papua Tanah Damai.
"Yang ada kini ada hanyalah warga nusantara karena orang Papua juga bagian dari warga nusantara ini," kata Benhur.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews