Mereka seharusnya malu pada para petani dan nelayan miskin. Mereka harus malu pada para pedagang kaki lima. Mereka harus malu pada rakyat kecil yang hidup di rumah-rumah kumuh.
Saya yang awam ini suka berpikir begini: ngapain pula ya pada ngebet dan nafsu ingin menjadi anggota dewan, ingin jadi bupati, gubernur, presiden.
Sangking nafsunya keinginannya itu, mereka sampai habiskan miliaran, bahkan puluhan dan ratusan miliar hanya untuk merebut tahta itu. Bahkan, pernah terjadi perebutan tahta gubernur yang dilakukan dengan vulgar, dengan memakai cara-cara keji untuk menjatuhkan lawan.
Pernah juga terjadi kampanye-kampanye untuk memenangkan pilpres mereka memakai cara-cara memecah belah bangsa.
Tetapi, setelah berhasil merebut tahta, mereka itu tidak mampu atau tak mau bekerja sungguh-sungguh membangun bangsa dan negara.
Rupanya mereka cuma ingin menumpuk pundi-pundi kekayaan pribadi. Mereka tidak mengutamakan kepentingan rakyat dan negara.
Mereka nafsu dan ngebet merebut tahta adalah hanya untuk kepentingan membangun kerajaan bisnis atau menumpuk pundi-pundi kekayaan.
Lalu, ngapain mereka sampai ngotot dan bernafsu begitu untuk merebut kursi jabatan itu? Setelah sukses duduk di atas tahta, mereka tidak bisa, tak mampu dan tak mau serius bekerja mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Mereka akhirnya hanya membohongi banyak orang dan membohongi diri mereka sendiri. Mereka tak punya integritas. Mereka bukan manusia sejati. Mereka harus malu pada diri sendiri, malu pada anak dan cucu. Malu pada rakyatnya yang telah membayar pajak menggaji dan memberikan fasilitas untuk menikmati hidup mereka.
Mereka seharusnya malu pada para petani dan nelayan miskin. Mereka harus malu pada para pedagang kaki lima. Mereka harus malu pada rakyat kecil yang hidup di rumah-rumah kumuh di pedesaan. Mereka malu pada masyarakat miskin yg terpaksa harus tinggal di bawah kolong jembatan di perkotaan.
Lalu, buat apa sebenarnya mereka kok sampai ngebet, ngotot, penuh nafsu ingin menjadi presiden, gubernur, bupati, anggora dewan, apabila kemudian mereka tidak bisa, tak mampu, dan tak mau sungguh-sungguh bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews