Sebagai tokoh masyarakat, dirinya berharap agar dalam momentum kemerdekaan Indonesia ke 76 tahun, Desa Rehak, bisa diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten.
Di samping Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan kota destinasi pariwisata, namun masih ada sebagian masyarakat yang hidup dalam keterbatasan.
Seperti di Desa Rehak, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat.
Mereka belum menikmati akses air bersih hingga telekomunikasi yang memadai.
Wilayah yang bisa ditempuh sekira 1 jam lebih dari kota Labuan Bajo itu, masyarakatnya masih berkutat dalam sejumlah permasalahan kesejahteraan.
Aloisius (60), Warga Dusun Rehak, mengatakan sedari dulu tanah kelahirannya tersebut masih terkendala akses jaringan telekomunikasi dan air bersih.
"Masyarakat selama ini mengeluh air bersih dan jaringan telekomunikasi yang belum juga masuk," kata Aloisius, kepada PepNews, Sabtu (21/8/2021).
Padahal, menurutnya sejumlah desa di Manggarai Barat sudah menikmati akses telekomunikasi dan air bersih yang memadai.
"Desa lain di Manggarai Barat, telah disentuh oleh telekomunikasi dan air bersih. Sementara Desa kami, hingga kini belum juga," kata dia.
Bahkan, lanjut dia hingga saat ini akses internet belum juga masuk di daerah tersebut.
"Tidak ada sama sekali jaringan internet di Desa Rehak, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat," ujarnya.
Ia menjelaskan, masyarakat di Desa Rehak, selama ini sangat membutuhkan hal tersebut.
"Program air bersih kemarin, hingga saat ini semuanya mubazir. Karena tidak ada sampai sekarang," ucapnya.
Sebagai tokoh masyarakat, dirinya berharap agar dalam momentum kemerdekaan Indonesia ke 76 tahun, Desa Rehak, bisa diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews